Selamat Datang

Di Pusat Laman Media

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al- Amin Paburan

Purwokerto Utara - Banyumas

Jawa Tengah

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin,
Pabuaran, Purwokerto Utara
Banyumas, Jawa Tengah.

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin adalah Pondok Pesantren Al-Qur'an yang beralamat di Jalan H.R Boenyamin GG. Gunung Sindoro No. 13 A RT. 04 RW. 02 Pabuaran, Purwokerto Utara Kode Pos 53124

Al-Amin Pabuaran
Keluarga Ndalem

adalah Pengasuh utama dari santri Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin mereka juga sebagai pembimbing dan teladan para santri. Mereka adalah Abah dan Nyai beserta Putra dan putri.

Pembina santri

Mereka adalah yang mengatur dan mengawasi para santri dalam pelaksanaan pembelajaran pondok serta mengamankan para santri.

Pengurus Al-Amin

Mereka adalah yang diberikan tugas oleh Keluarga Ndalem dan Pembina untuk melaksanakan berbagai program kerja yang telah direncanakan,mereka juga bertugas memperlancar kondisifitas dalam pembelajaran pondok pesantren.

Kominfo

Adalah organisasi independen diluar pengurus Al-Amin yang berhubungan dengan komunikasi dan informasi yang berkaitan dengan segala aspek yang berhubungan dengan Pondok Al-Amin.

Madrasah Diniyah

Adalah Organisasi independen yang mengurusi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran santri,organisasi ini berperan aktif dalam berlangsungnya kegiatan pondok, selain dari pengajian yang langsung diajarkan oleh Abah ataupun Pembina.

TPQ Al-Amin

Adalah organisasi independen yang berkegiatan dalam pengaplikasian ilmu yang diajarkan kepada anak-anak yang berada disekitar desa Pabuaran, organisasi ini tidak berkaitan dengan badan pengurus Al Amin.

Blog Al-Amin

 

KH. Maimoen bin Zubair bin Dahlan bin Warijo, dilahirkan di desa Karangmangu  kecamatan Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Tepatnya pada Kamis Legi, 28  Sya'ban 1348 H/ 28 OKtober 1928 ketika Pemuda-Pemudi Indonesia bersumpah  akan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Wafat di Makkah, 5 Dzul Hijjah 1440/ 6 Agustus 2019 ketika sedang  melaksanakan ibadah haji.  


Beliau adalah pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang. Kecil diasuh, dibimbing oleh ayah dan kakek dari jalur ibu, yakni Kyai Ahmad bin Syuaib bin Abdul Razzaq.

Pada waktu kehamilan sang ibunda, Mbah Syuaib sowan kepada KH Faqih Maskumambang Gresik. Beliau sowan untuk meminta doa dan bertabaruk agar kelak jabang bayi menjadi orang yang tafaqquf fiddin, ahli tafsir, serta ahli dalam ilmu-ilmu agama.

Tumbuh di tengah lingkungan pesantren, beliau sudah akrab dengan ilmu agama. Sebelum menginjak remaja, beliau diasuh oleh ayahnya untuk menghapal dan memahami ilmu alat, seperti Nahwu, Sharaf, Mantiq, Balaghah, Fiqh dan ilmu syara' lainnya. Pada usia kira-kira 17 tahun, belilau sudah hapal kitab-kitab Nazham, diantaranya Jurumiyah, Imrthi. Alfiyah ibnu Malik, Mtan Jauharut Tauhid, Sullamul Munauraq, serta Rahabiyyah fil Faaidl. Seiring pula dengan kepiawaiannya melahap kitab-kitab fiqih madzhab Asy-Syafi'i, semial Fathul Qarib, Fathul Mu'in, Fathul Wahhab, dan lain sebagainya.

Pada masa awal kemerdekaan, beliau menimba ilmu di pesantren Lirboyo Kediri, asuhan KH Abdul Karim (Mbah Manaf), KH Mahrus Ali, juga KH Marzuqi Dahlan. Di Kediri, beliau menimba ilmu kepada Kyai Ma'ruf Kedunglo yang masyhur sebagai kyai ahli riyadlah. Ketika mondok di Lirboyo, beliau juga bertirakat seperti menyedikitkan makan dan tidur, serta sangan bersungguh-sungguh belajar. Beliau mendapat ijazah dzikir dari Kyai Ma'ruf Kedunglo serta berkhidmah kepada Mbah Manaf. Kurang lebih lima tahun beliau menimba ilmu di Lirboyo.

Menginjak usia 21 tahun, Mbah Maimoen mengembara ke Mekah. Perjalanan ini diiringi langsung oleh kakeknya sendiri, Kyai Ahmad bin Syu'aib. Tak hanya satu,semua mata air ilmu agama dihampirinya. Beliau menerima ilmu dari sekian banyak orang ternama pada bidangnya. Kepada Al-Muhaddits Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki, beliau mengaji kitab Al-Manzhumatil Baiquni tentang ilmu mustholahul hadits, Ibn Aqil Syarh Alfiyah ibn Malik, juga syarah Thali'atul Anwar. Kepada Syaikh Hasan Al-Masysyath. Beliau mengaji kepada Sayyid Amin AL-Quthbi kitab Riyadlus Shalihin. Kepada Syaikh Yasin bin Isa Al-Fadani mengaji Sunan Abu Dawud. Kepda Syaikh Abdul Qadir Al-Mandily mengaji Syarh Waraqat. Beliau juga masuk ke Madrasah Darul Ulum Melah, belajar kepada Syaikh Imran Rosyadi tentang politik dan budaya, serta masih banyak lagi guru disana.

Sekembalinya dari Tanah Suci, beliau masih tetap ngangsu Kaweruh. Beliau 
meluangkan waktu untuk memperkaya pengetahuannya dengan belajar kepada para Ulama besar Tanah Jawa saat itu. Di antara yang bisa disebut namanya ialah Kyai Zubair (ayahnya), KH Baidlowi bin Abdul Aziz Lasem (mertua beliau), KH. Ma'shum Lasem, KH Ali Ma'shum Krapyak Yogyakarta, KH. Bisri Musthafa Rembang KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Mushlih Mranggen, KH. Abbas Djamil Buntet Cirebon, Kiai Ihsan Jampes Kediri, KH. Abul Fadhol dan KH Abul Khair Senori, KH. Wahib Wahab, KH Bisri Syansuri, Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Malang, Habib Ali bin Ahmad Alattas Pekalongan, KH. Thahir Rahili Jakarta, KH. Abdul Hamid Pasuruan, KH. Chudlari Tegalrejo, juga KHR. Asnawi Kudus Beliau menikah pertama kali dengan Ny. Fahmiyah binti Kiai Baidlawi Lasem, dikaruniai tujuh anak, empat di antaranya wafat saat masih kecil. Tiga lainnya ialah Abdullah Ubab, Muhammad Najih, dan Shabihah. Sepeninggal istri pertama, beliau menikah lagi untuk kedua kalinya dengan Ny. Masthi'ah binti Kiai Idris Cepu Blora, dianugerahi enam putra dan satu putri, yakni Majid Kamil, Abdul Ghafur, Abdur Rauf, Muhammad Wafi, Yasin, Idrar, dan Radhiyyah.

Pada tahun 1964M/1386H, beliau mendirikan mushalla untuk mengajar masyarakat desa Sarang. Selanjutnya pada tahun 1388H/1964M beliau membangun kamar di samping mushalla untuk orang yang menghendaki mondok. Pada 1970, berduyun-duyun santri dari berbagai daerah menghendaki belajar, sehingga berdirilah pondok pesantren yang berlokasi di sisi kediaman beliau, yang kini dikenal dengan nama Al-Anwar.

Perkembangan jumlah santri Al-Anwar yang cukup pesat, menuntut adanya pembangunan di bidang fisik Pada tahun 1971, mushalla menambahkan bangunan di atasnya yang kemudian disebut dengan Khash Darussalam. Juga dibangun direnovasi dengan sebuah kantor yang berada di sebelah selatan ndalem beliau.

Pada tahun 1973 dibangun Khash Darunna'im, tahun 1975 Khash Nurul Huda, tahun 1980 Khash AF, dan masih banyak pembangunan fisik yang yang lain. Terakhir, dibangunnya gedung serbaguna Al-Anwar berlantai lima pada tahun 2004, juga pada tahun 2005 dibangun Ruwaq Daruttauhid. Sampai sekarang, sudah puluhan ribu santri dan alumni yang merasakan keluasan dan kedalaman ilmu serta asuhan beliau. Kegiatan sehari-hari beliau ialah mengajar santri dengan membacakan kitab-kitab seperti Fathul Wahhab, Syarh Mahally 'alal Minhaj, Jam'ul Jawami', Ihya Ulumiddin, 'Uqudul Juman, Al-Asybah wan Nazhair fil Figh lis Suyuti, Syarh Ibn Aqil, Lubbul Ushul lil Imam Zakariya al-Anshari, dan Mughni Labib. Khusus pada bulan Ramadan beliau mengaji kitab hadits seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Muwattha Imam Malik, Riyadhus Shalihin, atau Al-Adzkarun Nawawi. Untuk hari Ahad, beliau mengajar masyarakat Sarang dan sekitarnya kitab Tafsir Jalalain yang dihadiri tujuh ribuan orang. ]
Contact Me

Cari Blog Ini

Link list

Mengenal Tokoh Ulama

Mengenal Sosok Mbah Kiai Abuya Dimyati

Alangkah ruginya kita apalagi kalangan kaum santri apabila tidak mengenal ulama ini. Ulama yang terkenal memiliki kharismatik dan namanya...

Pengikut

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Adress/Street

Jalan H.R Boenyamin Gg Gunung Sumbing No 13. A Pabuaran Purwokerto Utara

Phone number

********

Website

www.alaminkominfo.blogspot.com