Selamat Datang

Di Pusat Laman Media

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al- Amin Paburan

Purwokerto Utara - Banyumas

Jawa Tengah

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin,
Pabuaran, Purwokerto Utara
Banyumas, Jawa Tengah.

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin adalah Pondok Pesantren Al-Qur'an yang beralamat di Jalan H.R Boenyamin GG. Gunung Sindoro No. 13 A RT. 04 RW. 02 Pabuaran, Purwokerto Utara Kode Pos 53124

Al-Amin Pabuaran
Keluarga Ndalem

adalah Pengasuh utama dari santri Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin mereka juga sebagai pembimbing dan teladan para santri. Mereka adalah Abah dan Nyai beserta Putra dan putri.

Pembina santri

Mereka adalah yang mengatur dan mengawasi para santri dalam pelaksanaan pembelajaran pondok serta mengamankan para santri.

Pengurus Al-Amin

Mereka adalah yang diberikan tugas oleh Keluarga Ndalem dan Pembina untuk melaksanakan berbagai program kerja yang telah direncanakan,mereka juga bertugas memperlancar kondisifitas dalam pembelajaran pondok pesantren.

Kominfo

Adalah organisasi independen diluar pengurus Al-Amin yang berhubungan dengan komunikasi dan informasi yang berkaitan dengan segala aspek yang berhubungan dengan Pondok Al-Amin.

Madrasah Diniyah

Adalah Organisasi independen yang mengurusi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran santri,organisasi ini berperan aktif dalam berlangsungnya kegiatan pondok, selain dari pengajian yang langsung diajarkan oleh Abah ataupun Pembina.

TPQ Al-Amin

Adalah organisasi independen yang berkegiatan dalam pengaplikasian ilmu yang diajarkan kepada anak-anak yang berada disekitar desa Pabuaran, organisasi ini tidak berkaitan dengan badan pengurus Al Amin.

Blog Al-Amin

KESEHATAN TERJAGA, NGAOS TERLAKSANA


( Menjaga kesehatan di Pondok Pesantren)


//


Manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan yang mengharuskan pergerakan, tenaga dan juga fisik. Selama 24 jam, manusia tentunya membutuhkan keadaan yang sehat, bugar, dan baik secara emosional untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari.


APA SI ITU SEHAT????

Sehat merupakan keadaan dimana seseorang terhindari dari berbagai jenis penyakit. Baik penyakit jasmani maupun rohani, ciri  sehat juga dapat didiagnosa ketika seseorang itu tidak mengalami setres atau depresi yang akan menghambat kinerja dalam melakukan aktivitasnya.

Dengan keadaan yang sehat tentunya akan sangat mempermudah untuk memaksimalkan aktivitas kita. Bisa dibayangkan bukan, kalau kita sakit? Tentunya banyak aktivitas yang akan terbengkalai, dan jadi tidak maksimal bukan? maka dari itu teman-teman, sebagai seorang santri tentunya kita harus paham, bagaimana cara kita agar  bisa menjaga kesehatan dilingkungan pondok yang notabennya memiliki banyak kegiatan secara bersama-sama dengan jumlah orang yang tidak sedikit.


Hmmmm... kira-kira bagaimana ya tips untuk para santri dalam menjaga kesehatan di lingkungan pondok?

Sebelumnya, kita pasti tau dong penyakitnya anak pondok. Penyakit kulit? Maag? Tipes? Emm atau lambung? Bisa kalian pikirkan sendiri deh.


 Jadi gimana yaa cara menjaga kesehatan kita sebagai anak pondok ditengah keadaan pondok pesantren yang segalanya serba 'bareng-bareng'

Tim blogger kominfo punya tips nih,
Simak deeeh

Cusss langsung meluncur dong.....



1. Meningkatkan  nilai gizi pada makanan kita

Pasti dipikiran yang baca gini

'Santri ya maem seanane'

iyaiya tau kok..
Tapi pernah denger dawuhnya abah mukti enggak teman pas di pengajian?

"Sekali-kali maem ya sg bergizi! Aja jelantah lenga dienggo kuah"

Laah itu kuncinya, Abah sering kok negur kita pas Ngaos. Bergizi enggak harus wah kok teman teman, tempe? Tahu? Ikan asin? Sayur ijo-ijo? Waah udah lengkap banget tuh kandungannya. Kalau gak percaya browsing deh.


2. Jangan Menunda makan

Hayoo kebiasaan siapa yang kalau makan harus disuruh dulu? Hemm.
Teman-teman, makan itu kebutuhan kita. Salah satu sumber energi kita. Bisa dipastikan tuh kalau sering nunda makan jatuhnya ke apa? Ke lambung kan? Kasihan dong. Bahkan abah pun pernah ngendika kan sama kita.

"Dalam keadaan malampun, kalau lapar bisa ke ndalem" hehe itu perumpaan sebenarnya guys. mkstnya abah, jangan sampai kita nunda makan. Karena itu gak baik untuk kesehatan kita terutama pada lambung kita.


3. Sering menghirup udara yang segar dan berolahraga ( no mager mager club )

Rebahan? Emm apa yang terlintas di benak kalian? Enak? Nyaman? Pokoknya kenilmatan ya? Boleh si boleh..
Tapi harus seimbang dong sama gerak kita. Harus tetep rajin olahraga, senam kecil-kecilan, lari pagi, dan juga selalu membersihkan ventilasi agar udara yang masuk ke kamar kita menjadi segar.


4. Selalu rajin roan ( heheh )

Kalau 3 tadi adalah pola hidup, ini adalah kewajiban kita bersama teman-teman. Pondok pesantren adalah rumah. Dan sebagai penghuni yang merasa memilikinya tentu wajin menjaga kebersihan lingkungan pondok.
Menguras bak mandi seminggu sekali, tidak membiarkan sampah menumpuk, mengangkat jemuran yang sudah kering, sering membersihkan kamar mandi, dan menjaga kebersihan saluran air. Semua berawal dari kita dan untuk kita teman-teman.

Coba bayangkan kalau kita tidak peduli dengan kebersihan pondok? Banyak sampah, bak mandi kotor, yang semuanya adalah sarang penyakit.

Memang, penyakit datangnya dari Allah. Tapi tugas kita kan mengabdi pada Allah, secara sederhana , dengan menjaga kebesihan lingkungan, yang tentunya memberikan rasa nyaman pada orang lain akan menjadi salah satu benguk pengabdian kita pada Allah. Gimana?? Setuju enggak?





Okeee... setelah banyaknya tulisam diatas, semoga bisa diendahkan, dipahami dan dilaksanakan ya teman-teman. Dan jangan lupa selalu jaga kesehatan kita, karena musim juga sedang tidak menentu. Tidak lupa, doakan teman-teman kita juga yang sakit, semoga segera diberi kesembuhan dan bisa berkumpul bersama kita lagi.


Kesehatan terjaga, ngaos terlaksana..







(..... untuk minggu depan akan ada artikel tentang, manfaat kegiatan di pondok nih. Mengantri? Bersosialisasi? Ternyata berpengaruh baik untul kesehatan mental kita loh.. Penasaran?? Tunggu di blog al amin kominfo )





Salam.

Cerpen Arti Kebahagiaan



"ARTI KEBAHAGIAAN"

Perkenalkan namaku Carlos Hanry, kalian bisa memanggilku Carlos. Aku bekerja disalah satu agensi terbesar pengelola penyanyi ternama di negara ini, baik yang band ataupun solo. Dan aku akan menceritakan pengalamanku bertemu seseorang yang akhirnya bisa mengubah pendangan ku terhadap dunia ini.
Sebenarnya posisiku cukup tinggi diperusahaan ini, aku biasanya menyeleksi calon-calon penyanyi yang akan diperkenalkan dipublik. Tapi kali ini tugasku berbeda, seperti berputar seratus delapan puluh derajat. Tugasku yang biasanya menyeleksi puluhan orang, berganti menjadi mencari satu orang.
Hanya karena sebuah postingan abal-abal yang tiba-tiba menjadi trending topik di you tube, aku harus keluar dari ruang ber-ac ku ke lingkungan panas ini. Pemimpin dikantorku langsung jatuh cinta dengan siempunya suara emas di video, yang hanya berdurasi dua menit itu.
Aku harus melakukanya, apalagi pemimpinku terkenal sangat serakah, dia sangat terobsesi dengan bakat-bakat spesial seseorang, bahkan dengan cara curang dia bisa melakukannya, agar itu jadi miliknya.
Sebenarnya aku tau obsesinya bukan ke bakat seseorang, tapi lebih condong ke aliran uang yang dihasikan dari bakat bakat unik itu.
Dan akhirnya aku yang ditugaskan mencari tahu siapa anak pembawa sial itu, hanya karena aku yang sedang free akhir-akhir ini (ayolah semua orang butuh refreshing bukan). Kalau difikir lagi, aku juga sama dengan pemimpin serakah itu. Jika karena bukan uang, aku tidak akan panas-panasan dijalan ini.
Dari informasi yang aku dapat, penyanyi ulung itu bernama Peter, dia bekerja disalah satu kafe kecil dipojok kota kami, dia seorang yatim piatu dan hidupnya sangat susah.
Itu informasi yang aku dapat, aneh memang. Mana mungkin seorang yang punya bakat langka seperti anak itu, hidupnya susah. Apa selama ini dia orang-orang disekitarnya buta dengan bakatnya?.
Tapi aku tidak peduli, justru ini kabar gembira bagiku. Karena aku pasti akan mudah membujuknya masuk ke dalam kandang pemimpin, apalagi jika diberi janji dengan uang yang banyak, semua orang suka uang bukan?.
Aku juga harus terlihat senatural mungkin sebagai pengunjung, agar tidak ada yang mencurigaiku. Akan runyam jika ada yang tau perusahaan kami menarik artis abal-abal ke agensi terbesar di negara ini.
Kucek kembali alamat yang aku dapat dengan memandang bangunan kecil didepanku. Kulangkahkan kakiku memasuki kafe yang mulai ramai ini. Mungkin karena video yang viral itu, mengakibatkan kafe ini sedikit laris.
Kupesan satu gelas jus apel, itu akan membantuku mendinginkan kepalaku yang sedari tadi mendidih. Suasana disini sangat nyaman, kuakui walaupun kafe ini kecil tapi semua tamu terlihat bahagia seperti tanpa masalah.
Kuedarkan pandanganku melihat sekeliling. Diamana anak itu, seharusnya sekarang dia ada dipanggung depan bukan?. Kenapa dia tidak ada,
Sudah tiga puluh menit aku disini, gelas jusku bahkan sudah kandas sejak lima belas menit lalu. Sebenarnya aku ingin menanyakan keberadaanya ke pelayan yang berlalu lalang, tapi aku mengurungkan niatku.
Pelayan kembali ke mejaku, menanyakan tambahan pesanan, tapi aku menolaknya.
Baiklah mungkin hari ini bukan jodohku bertemu dengan si Peter itu, kulangkahkan kakiku menuju pintu keluar. Besok pagi aku akan kesini, bukankan kafe ini tidak tutup jika hari minggu?
Tapi takdir juga tidak dipihaku dihari berikutnya, satu jam aku telah menunggu dia tampil dipanggung. Tapi dia juga tidak keluar. Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya ke salah satu pelayan senior.
"Maaf, bukankah ini tempat kerja Peter sang penyanyi, dia yang terkenal akhir-akhir ini" kubuat suaraku senatural mungkin, seperti penggemar menanyakan idolanya.
"Oh kau salah jadwal tuan, dia memang bekerja disini. Tapi dia tidak setiap hari bekerja. Datanglah esok pagi, dia akan datang"
"Dia tidak bekerja setiap hari?"
"Ya, dia hanya datang tiga kali dalam satu minggu. Ini saranku tuan, jika tuan benar-benar ingin menemuinya datanglah di jam paling awal atau dipaling akhir, atau tuan hanya terjepit dengan tubuh kecil itu" pelayan tambun itu menujuk tubuhku, lalu pergi dengan terkekeh.
Aku mendengarkan tapi aku tidak mengikuti saran pelayan kemarin, aku datang diwaktu yang sama dengan waktu kemarin aku kesini. Aku tertegun,  pemandangan yang tidak terbayangkan olehku berada didepan mata. Apa ini alasan pelayan itu memberiku saran?
Bagaimana mungkin?, kafe ini memang ramai dari kemarin. Tapi kali ini bukan hanya ramai, orang-orang didepanku bukan seperti pengunjung kafe, tapi ini seperti penonton yang akan menanti pertunjukan konser. Orang-orang saling berhimpitan bahkan sampai dipinggir jalan.
Tapi aku tidak putus asa, demi uang akan aku lakukan semua hal. Aku merangsek maju dengan kekuatan penuh, tapi naas bahakan sebelum langkah ketigaku aku telah kembali terdorong kebelakang.
Astaga! Kekuatan apa ini? Akhirnya setelah beberapa kali aku mencoba, aku menyerah. Aku memang masih muda tapi orang-orang didepanku lebih ganas, aku tidak mau tubuhku benar-benar remuk.
Kurang lebih empat belas jam aku menunggu masa didepanku ini habis. Dan tepat jam sebelas malam aku melihat si Peter itu keluar.
"Hey, nak tunggu" aku mencoba mengejarnya. Dia terlihat buru-buru.
"Anda memanggilku tuan?"
"Ya, ya tentu aku memanggilmu" aku sedikit kaget melihat anak muda didepanku, wajahnya terlihat bercahaya dan sangat tampan dijarak sedekat ini "Bisakah kau menemani orang tua ini minum, Peter?, aku penggemarmu"
"Aku merasa terhormat tuan tau namaku. Jika sekedar menemani, aku bisa tuan. Tapi aku tidak bisa ikut meminumnya"
"Kenapa? Apa kau tidak kuat minum?"
"Tidak bukan itu"
Aku tidak ingin membuatnya merasa tidak nyaman denganku jadi kusudahi percakapan ini, mengajaknya ke kedai minum yang masih buka.
Sejauh ini rencanaku berhasil, kami sudah berbicara basa-basi hampir satu jam. Ini waktunya aku melakukan tugasku.
"Nak, apa kau tidak ingin memiliki masa depan yang cerah, seperti terkenal dan punya uang banyak. Suaramu akan sia-sia jika tidak kau jual belikan" kukira dia akan sedikit menunjukan reaksi suram mengingat kondisinya, tapi dia malah tersenyum dengan lembut.
"Banyak orang yang telah datang kepadaku, menawariku jasa agar aku bisa terkenal. Mengiming-imingiku dengan uang, emas, bahkan wanita agar aku bisa bergabung dengan agensi mereka. Tapi semua itu aku tolak tuan"
"Kenapa kau menolaknya nak" aku sedikit tersinggung sekaligus senang. Bagaimana bisa dia menolak uang dan emas, tapi setidaknya aku punya kesempatan.
"Tuan, hidup ini bukan hanya tentang uang. Aku memang membutuhkan uang untuk hidup, tapi untuku uang bukan segalanya" aku tertegun mendengar perkataanya.
"Kau benar-bener tidak ingin uang?" tanyaku kembali memastikan,
"Tuan, walau mereka menawariku dengan dunia seisinya, bahkan ketika dunia bisa dalam genggamanku, aku tidak akan menerimanya. kaya memang menyenangkan, tapi lebih sering tidak membahagiakan.
"Bagaimana kau tahu nak, kalau harta tidak membawa bahagia" Seketika seperti ada sebilah pisau menancap dadaku.
"Aku sudah pernah merasakan gelimang harta ditanganku sebelumnya tuan, Ayahku dan ibuku bekerja mati-matian mengumpulkan harta. Mereka mungkin memenuhi semua kebutuhanku dengan mewah. Tapi itu bukan keinginanku. Mereka meninggal dalam kecelakaan. Harta mereka diwariskan semuanya kepadaku. Tapi aku tidak bisa melihat kebahagiaan dalam semua kekayaaan orang tuaku. Aku memberikanya kepada pamanku yang terkenal baik hati, aku percaya padanya. Dan disebuah rumah kecil aku berniat membangun kebahagiaanku disana, aku membelinya dan aku tinggal disana. Untuk memenuhi kebutuhanku aku bekerja tiga hari dalam satu minggu di kafe sederhana itu. Gajinya memang tidak seberapa, tapi cukup untuk makan tiga hari"
"Kenapa, kau hanya bekerja tiga hari nak?" suaraku mulai bergetar mendengar ceritanya.
"Satu hari sebelum aku membeli rumahku, aku bertemu seseorang yang memberitahu arti bahagia sesungguhnya. Aku mengikutinya, dan ikut kepercayaanya. Mereka menghormati wanita dan orang tua, mengatur hukum-hukumnya dengan sangat sempurna dan yang paling penting mengajarkan ketenangan hati yang terasa nyata. Selain hari kerjaku, aku belajar mendalami kepercayaan baruku itu"
"Apa itu juga alasanmu tidak mau minum?" aku coba memastikan suatu hal.
"Ya tentu, agamaku melarangnya. Jadi tidak ada alasan untuku untuk meminumnya kembali"
Aku terdiam,
"Maafkan aku tuan, tidak seharusnya aku menceritakan kisah tidak menyenangkanku kepadamu. Entah kenapa, tadi aku seperti melihat gambaran diriku yang dulu dimatamu tuan, aku juga ingin melihatmu bahagia sepertiku, sebaiknya aku pulang dulu tuan" dia berdiri membungkukan kepalanya "maafkan aku yang lancang tuan, jika tuan berkenan aku bisa menemani anda minum lagi"
Selepas perginya anak itu, aku lunglai tak berdaya. Seketika aku mengingat semua kerja kerasku yang hanya mementingkan kemewahan dunia. Air mataku meleleh, bagaimana bisa anak itu bisa mengerti apa arti kebahagiaan dibandingkan aku yang lebih dulu lahir dibumi. Aku menyesal, aku menyesal.
***
Tiga bulan selepas kejadian itu, hidupku sedikit berubah. Walau aku tidak seberani anak itu dalam mengambil langkah, tapi aku mulai mencobanya. Membantu tetangga-tetangaku yang dari dulu tidak pernah kusapa. Mencoba tersenyum kepada bawahanku. Menghormati waktu dengan keluargaku. Aku mulai merasakan apa itu arti kebahagiaan.
Aku telah mencobanya. Bagaimana denganmu? Apa kau sudah bahagia?

Umi nafingatul

Kebumen, 21 Januari

Al-Amin Rolling Akbar



Rolling Akbar


Purwokerto, 19 Januari 2020. Tepat di hari Ahad, Pondok Pesantren Al-Quran Al Amin Pabuaran mengadakan kegiatan rolingan.

Apa si rolingan itu???
Rolingan adalah salah satu program kerja keamanan yang dilaksanakan satu tahun sekali. Rolingan berarti pindah kamar, dimana hal tersebut bertujuan untuk meluaskan relasi antar santri, dan juga bertambahnya teman di pondok pesantren.




Rollingan ini dimulai sekitar Pukul 08.00 WIB. Rolingan kali ini dilakukan oleh Santri putri dengan bantuan Santri putra untuk mengangkat lemari.



Secara bertahap lemari-lemari yang sudah dilabeli dengan nama dan kamar yang dituju diangkut secara estafet dan dikumpulkan terlebih dahulu jadi satu di satu tempat, mirip seperti tumpukan lautan lemari, lemari-lemari dikelompokan sesuai dengan kamar tujuan.



Kemudian lemari diangkut dengan hati-hati menuju ketempat tujuan, ada yang ke Gedung Baru, Pusat, Perpustakaan,Cabang dan Kamar Bambu. Di Pusat terdiri dari beberapa lantai, Gedung Baru dengan 3 lantainya, dan lain sebagainya dengan jarak tempuh yang berbeda-beda, selain lemari ada juga barang-barang yang dirasa berat milik Santri putri yang kemudian diangkut oleh Santri putra.


Semuanya berlangsung sampai pukul 11.30 dalam proses pengangkutan, untuk barang-barang ringan dibawa sendiri oleh Santri putri. Untuk perapihan dan penataan kamar dilaksanakan pula oleh Santri Putri.



Alhamdulillah terlaksana dengan tertib dan lancar,walaupun ada sedikit kendala namun bisa segera  diatasi, semuanya butuh proses dan kerjasama yang absolut.
Segenap departemen keamanan mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait yang membantu terlaksananya Program tahunan ini.

Semoga dengan adanya Program Rolingan  ini bisa lebih mempererat tali persaudaraan, mendekatkan yang jauh, merekatkan yang dekat, menambah teman, pengalaman, dan meningkatkan kualitas ngaji yang utama.

Intine pindah kamar tambah sregep ngajine,tambah akeh dulure,tambah rakel silaturahmine.


#semangatRollingan
#Al-AminPabuaran
#Al-AminKominfo
#Sregepderesane
#Al-AminRollingAkbar
#PPQAl-AminPabuaran
#Alaminkominfo.blogspot.com
#Al-AfkarChannel

Sajak Diin




Sajak Diin


Wahai diin
Aku malu
Jiwaku sendu
Kering tergerus nafsu

Wahai diin
Aku hanya seorang maling
Mencuri-curi waktu, melupakanmu
Bta mata buta hati, membasuh sukmamu

Wahai diin
Hatiku telah lama kering
Tapi aku masih mengharap kau hadir
Dalam setiap takdir

Wahai diin
Aku kaum yang lemah
Dengan wajah pongah

Menetaplah di hati wahai diin
Sudikah?

Fadh Dhiya Ul Haq, 
Purwokerto 2017 -● 19 Januari 2020

Sun Three

Sajak Tahrom

Tiga Cahaya

Kubawakan tiga hikmah
Kubebaskan diri

Keluarga sanak kerabat karib
Yang tua
Menjadi mahabbah 

Yang lain kurangkul semua 
Menjadi santri yang menerangi
Dalam naungan Ilahi

Purwokerto, 29 September 2019 

Suara Demokrasi



Sajak Si Tuna-

@megakata

Aku sibuta, bisu dan tuli..
Tak paham apa suara rakyat dan aspirasi..

Aku sibuta, bisu dan tuli..
Yang kutahu ini bumi pertiwi dengan sebutan negara demokrasi..

Aku sibuta, bisu dan tuli..
Yang ku tahu suara rakyat menjadi pondasi untuk memilih wakil negeri..

Aku sibuta, bisu dan tuli..
Yang hanya paham indonesia adalah negeri indah yang abadi..

Suara-suara kami seharusnya mendominasi aspirasi..
Namun sayang, kami dibisukan oleh tuntutan penguasa negeri..

Mata kami seharusnya bergerak mengawasi..
Namun kembali sayang, kami dibutakan dengan ketakutan hukum yang sangat berlebihan..

Telinga kami seharusnya mendengarkan..
Sekali lagi,sangat  disayangkan,
 karena kami ditulikan dengan harapan-harapan yang hanya didengarkan menjelang pemilihan..

Kami buta,
Takut untuk melihat kekacauan..

Kami tuli
Takut untuk mendengarkan kehancuran..

Dan kami bisu..
Sebab, suara kami terbungkam oleh ketakutan akan pidana yang mengancam..

Purwokerto, 17 Januari 2020

Yang terkenal di Langit


UWAIS IBN AMIR AL-QARNI

MINTA DIHAJIKAN
Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban seorang anak seperti pepatah “Belum dikatakan berbuat baik kepada Islam, orang yang belum berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya.” Syaikhul Jihad Abdullah Azzam.
Dalam kesempatan kali ini kami akan menceritakan Kisah Uwais Al Qarni Menggendong Ibunya Naik Haji. Seorang wali Allah yang namanya terkenal di langit, namun tidak dikenal di bumi.
Uwais Al Qarni hidup di zaman setelah Rasulullah wafat. Namun Rasulullah pernah bercerita tentang Uwais Al Qarni kepada sayyidina Umar dan sayyidina Ali tanpa pernah bertemu dengan Uwais Al Qarni, kemudian Rasulullah berpesan kepada mereka, “Jika kamu bisa meminta kepadanya untuk memohonkan ampun (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) untukmu, maka lakukanlah!”.
Lantas, apa istimewanya seorang Uwais Al Qarni hingga Rasulullah sendiri meminta kedua sahabatnya untuk dimintakan ampunan kepada Allah melalui perantara Uwais Al Qarni?
Apa yang menyebabkan do’a Uwais Al Qarni begitu dimakbulkan oleh Allah?
Uwais Al Qarni adalah seorang pemuda dari Yaman yang tinggal berdua dengan ibunya yang sudah tua renta, lumpuh dan buta. Ayahnya sudah lama meninggal.
Uwais Al Qarni adalah pemuda yang bukan hanya taat beribadah namun juga taat kepada ibunya.
Apa yang menjadi pinta ibunya, dia pasti akan segera melaksanakannya. Termasuk saat ibunya meminta naik haji.
Uwais Al Qarni hanyalah pemuda yatim yang miskin, jadi saat ibunya meminta naik haji, pikirannya menjadi kalut karena untuk naik haji membutuhkan perbekalan dan kendaraan, sedangkan unta saja mereka tidak punya. Namun Uwais Al Qarni tidak ingin mengecewakan ibunya.
Maka Uwais Al Qarni pun mencari cara untuk mengabulkan permintaan ibunya.
Lalu muncullah ide yang aneh.
Uwais Al Qarni membuatkan sebuah kandang di puncak bukit untuk seekor anak lembu miliknya.
Untuk memberi makan dan mengembalikan lembu ke kandang, Uwais Al Qarni harus menggendong lembu itu naik-turun bukit.
Hal itu dilakukannya setiap hari selama delapan bulan.
Saat musim haji tiba, lembu Uwais Al Qarni telah berbobot 100 kg, dan tubuh Uwais Al Qarni sendiri menjadi lebih berotot dan lebih kuat akibat latihannya menggendong lembu naik-turun bukit setiap harinya selama delapan bulan.
Lalu apa tujuan Uwais Al Qarni berbuat demikian? 
Ternyata latihan itu bertujuan untuk melatih tubuhnya untuk mampu menggendong ibunya selama melakukan perjalanan jauh.
Kemudian berangkatlah Uwais Al Qarni dan ibunya untuk menunaikan ibadah haji.
Uwais Al Qarni menggendong ibunya yang tua renta itu sambil berjalan kaki selama perjalanan dari Yaman menuju Mekkah, melewati padang pasir yang tandus dan panas.
Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.
Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu?” tanya ibunya heran. Uwais menjawab, “Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga.”
Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuk? itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasulullah SAW untuk mengenali Uwais.
Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar Ka’bah karena Rasullah SAW berpesan “Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdua untuk kamu berdua.”
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR. Bukhari dan Muslim)


UWAIS KE MADINAH
Rasulullah Saw bercerita mengenai Uwais al-Qarni tanpa pernah melihatnya. Beliau Saw bersabda, “Dia seorang penduduk Yaman, daerah Qarn, dan dari kabilah Murad. Ayahnya telah meninggal. Dia hidup bersama ibunya dan dia berbakti kepadanya. Dia pernah terkena penyakit kusta. Dia berdoa kepada Allah Swt, lalu dia berdo’a kepada Allah Swt, lalu dia diberi kesembuhan, tetapi masih ada bekas sebesar dirham di kedua lengannya. Sungguh, dia adalah pemimpin para tabi’in.”
Uwais Al Qarni adalah seorang anak dari Amir, sehingga dia mempunyai nama lengkap Uwais bin Amir Al Qairani, karena beliau lahir dilahirkan di desa yang bernama Qaran, sehingga beliau lebih di kenal dengan sebutan Uwais Al Qarni. Dan para ahli sejarah tidak menceritakan tanggal dan tahun berapa beliau dilahirkan.
Dikalangan para sufi beliau dikenal sebagai seorang yang ta’at dan berbakti kepada kedua orang tua, dan kehiduapannya yang amat sederhana dan zuhud yang sejati, beliau juga dikenal sebagai orang sufi yang mempunyai ilmu kesucian diri yang amat luar biasa yang dilimpahkan Allah Swt kepadanya.
Seorang pemuda yang mempunyai mata berwarna biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada karena kebiasaan selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, seorang yang ahli dalam membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya punya dua helai yang sudah kusut dimana yang satu untuk penutup badan dan yang satunya digunakan untuk selendangan,
tiada seorang pun yang menghiraukannya, tidak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit.
Dia (Uwais al Qarni), jika bersumpah maka demi Allah pasti akan Ijabah/ terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan mendapat perintah oleh Allah Swt untuk memberikan syafa’atnya, ternyata Allah Swt memberikan kelebihan yang berupa izin untuk memberi syafa’at sejumlah Qobilah Robi’ah dan Qobilah Mudhor, yang semua dimasukkan surga tanpa ada yang ketinggalan karenanya.
Dia adalah “Uwais Al-Qarni”.
Ia tidak dikenal banyak orang dan juga sangat miskin, banyak orang suka menertawakannya, mengolok-oloknya, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri, serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.
Seorang Fuqoha’ dari negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya lalu memberinya hadiah berupa dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik karena hadiah pakaian tadi setelah diterimanya lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, darimana kamu mendapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.
Pemuda dari desa Qorn – Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Yang masih tersisa hanyalah penglihatannya yang sudah kabur.. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing dan unta. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya. Beliau lahir dan besar di Yaman. Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta tidak mempengaruhi kegigihannya dalam beribadah, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan selalu bermunajat di malam harinya.Adz Dzahabi berkata mengenai beliau, “Seorang teladan yang zuhud, penghulu para tabi’in di zamannya, termasuk diantara wali-wali Allah yang shalih lagi bertaqwa, dan hamba-hamba-Nya yang ikhlas” (Siyar A’lam An Nubala’ 4/19)
Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad Saw. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah Swt, yang tak ada sekutu bagi-Nya.
Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur dan mulia. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais al Qarni, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais al Qarni selalu merindukan datangnya suatu kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran dari Nabi Muhammad Saw secara langsung. Dan sekembalinya di Yaman, mereka memperbaharui kehidupan rumah tangga mereka dengan cara kehidupan menurut tuntunan ajaran Islam.
Alangkah sedihnya hati Uwais al Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “Bertamu dan Bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedangkan ia sendiri belum.
Kecintaannya kepada Rasulullah Saw menumbuhkan kerinduan yang sangat kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, maka tak ada yang merawatnya.
Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah Saw mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais al Qarni. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukannya adalah sebagai bukti kecintaannya kepada Nabi Muhammad Saw, sekalipun ia belum pernah melihatnya.
Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ?
Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.
Akhirnya, pada suatu hari Uwais al Qarni mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi Saw di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya.
Beliau memaklumi perasaan Uwais al Qarni, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi Saw di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.
Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.
Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais al Qarni menuju Madinah yang berjarak kurang lebih 400 kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi Muhammad Saw yang selama ini dirindukannya.
Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi Muhammad Saw, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam.
Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah R.ha sambil menjawab salam Uwais al Qarni. Segera saja Uwais al Qarni menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi Muhammad Saw sedang tidak berada di rumah melainkan sedang berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah.
Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi Muhammad Saw dari medan peperangan.
Tapi, kapankah beliau pulang ?
Sedangkan masih terngiang di telinganya akan pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”.
Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi Muhammad Saw.
Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah R.ha untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi Muhammad Saw dan melangkah pulang dengan perasaan haru.
Sepulangnya dari perang, Nabi Muhammad Saw langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad Saw menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit).
Mendengar perkataan Rasulullah Saw, sayyidatina ‘Aisyah R.ha dan para sahabatnya tertegun.
Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah R.ha, memang benar ada seseorang yang mencari Nabi Saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.
Rasulullah Saw bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda di tengah-tengah telapak tangannya.”
Sesudah itu beliau Saw, memandang kepada sayyidina Ali R.a dan sayyidina Umar R.a dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.
Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi Saw wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq R.a telah di lanjutkan kepada Khalifah Umar R.a.
Ketika Umar R.a menjabat sebagai Amirul Mukminin, khalifah Umar R.a teringat akan sabda Nabi Muhammad Saw tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali R.a untuk mencarinya bersama-sama.
Sejak saat itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Di antara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh khalifah Amirul Mukminin Umar R.a dan sayyidina Ali R.a.
Suatu ketika ada rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam datang dan pergi silih berganti, membawa barang dagangan mereka.
Mereka bertanya kepada para rombongan kafilah dari Yaman di Baitullah, “Apakah di antara warga kalian ada yang bernama Uwais al-Qarni?”
“Ada,” jawab mereka.
Umar R.a melanjutkan, “Bagaimana keadaannya ketika kalian meninggalkannya?”
Mereka menjawab tanpa mengetahui derajad Uwais al Qarni, “Kami meninggalkannya dalam keadaan miskin harta benda dan pakaiannya telah usang.”
Umar R.a berkata kepada mereka, “Celakalah kalian. Sungguh, Rasulullah Saw pernah bercerita tentangnya. Kalau dia bisa memohonkan ampun kepada Allah Swt untuk kalian, Lakukanlah…!”
Mendengar jawaban itu, khalifah Amirul Mukminin Umar R.a dan sayyidina Ali R.a bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar R.a dan sayyidina Ali R.a memberi salam. Namun rupanya Uwais al Qarni sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri sholatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Lalu Khalifah Umar R.a bermaksud hendak memastikannya terlebih dahulu,
Lantas beliau bertanya “Siapakah namamu wahai saudaraku ?” Tanya Umar R.a
“Abdullah”, jawab Uwais al Qarni.
Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?”
Uwais kemudian berkata: “Anda berdua sebetulnya siapa?”
Kami ini Amirul Mu’minin Umar bin Al- Khottob dan ini Ali”
Ketika itu barulah Uwais al Qarni kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”.
Umar R.a melanjutkan, “Darimana kamu berasal..?”
“Dari Yaman” Jawab Uwais al Qarni
Kamu berasal dari Yaman daerah mana?’
Dia menjawab, “Dari Qarn.”
“Tepatnya dari kabilah mana?” Tanya Umar R.a.
Dia menjawab, “Dari kabilah Murad.”
Umar R.a bertanya lagi, “Bagaimana ayahmu?”
“Ayahku telah meninggal dunia. Saya hidup bersama ibuku,” jawabnya.
Umar R.a melanjutkan, “Bagaimana keadaanmu bersama ibumu?’
Uwais al Qarniberkata, “Saya berharap dapat berbakti kepadanya.”
Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais al Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu.
“Apakah engkau pernah sakit sebelumnya?” lanjut Umar R.a.
“Iya. Saya pernah terkena penyakit kusta, lalu saya berdo’a kepada Allah Swt sehingga saya diberi kesembuhan.” Jawab Uwais al Qarni
Umar R.a bertanya lagi, “Apakah masih ada bekas dari penyakit tersebut?”
Dia menjawab, “Iya. Di lenganku masih ada bekas sebesar dirham.”
Dia memperlihatkan lengannya kepada Umar R.a. Ketika Umar R.a melihat hal tersebut, maka dia langsung memeluknya seraya berkata, “Engkaulah orang yang diceritakan oleh Rasulullah Saw. Mohonkanlah ampun kepada Allah Swt untukku!”
Uwais al Qarni enggan dan dia berkata kepada khalifah: “Sayalah yang harus meminta do’a dan Istighfar kepada kalian”.
Mendengar perkataan Uwais al Qarni, Khalifah berkata: “Kami datang kesini atas wasiat dari Rasulullah Saw untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”.
Uwais menjawab: “Do’aku bukan hanya untuk kalian berdua, namun untuk seluruh penghuni alam”.
Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar bagi kedua sahabat tersebut.
Selanjutnya Umar R.a bertanya kepadanya mengenai kemana arah tujuannya setelah perjalanan ini.
Dia menjawab, “Saya akan pergi ke kabilah Murad dari penduduk Yaman ke Irak.”
Setelah itu Khalifah Umar R.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais al Qarni untuk jaminan hidupnya.
Segera saja Uwais al Qarni menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon kepada Anda wahai Amriul Mukminin agar engkau tidak melakukannya. Untuk hari-hari selanjutnya biarkanlah hamba yang fakir ini berjalan di tengah lalu lalang banyak orang tanpa dipedulikan atau diketahui orang.”
Setelah kejadian itu, nama Uwais al Qarni kembali tenggelam tak terdengar beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais al Qarni , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu.
“Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh.
Lalu kami berseru lagi,” Demi Dzat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”
Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?”
“Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?” tanya kami.
“Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! “katanya.
“Kami telah melakukannya.” jawab kami
“Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca Bismillahirrohmaanirrohiim!” Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu.
Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut.
Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”.
“Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? “Tanya kami.
“Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.
Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.”
“Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.
”Ya,” jawab kami.
Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a.
Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.
Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, disana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya.
Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.
Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya.
(Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar R.a.)
Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais al Qarni adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang.
Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.
Mereka saling bertanya-tanya: “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? “
Bukankah Uwais al Qarni yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa,
yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ?
Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal.
Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.
KEISTIMEWAAN UWAIS AL QARNI
► Walaupun beliau tidak pernah bertemu dengan Rasulullah Saw, tetapi rohaninya selalu berhubungan.
► Pada hari kiamat nanti, dimana semua manusia akan dibangkitkan kembali, Uwais Al Qarni akan memberikan syafa’at kepada sejumlah manusia sebanyak domba yang dimiliki Rabi’ah dan Mundhar, demikian yang disabdakan Rasulullah Saw kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab.
► Beliau adalah seorang sufi yang amat sederhana, takut dan ta’at pada Allah Swt, ta’at pada Rasulullah Saw dan kedua orang tuanya. Pada waktu siang hari beliau selalu giat bekerja, tetapi walaupun beliau pada siang hari giat bekerja, mulutnya selalu membaca istighfar dan membaca ayat-ayat Al Quran.
► Setiap hari beiau selalu dalam keadaan lapar dan hanya memiliki pakaian yang melekat pada tubuhnya. Ini menunjukkan bahwa beliau hidup sangat sederhana sekali. Daan dalam kesederhanaan itu beliau selalu berdo’a kepada Allah Swt, “Ya Allah, janganlah ENGKAU siksa aku karena ada yang mati kelaparan dan jangan pula ENGKAU siksa aku karena ada yang kedinginan”.
► Beliau selalu bersam Tuhan dan orang-orang yang lemah. Beliau dapat merasakan penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang lemah dan membuat dirinya seperti mereka sebagaimana yang pernah diamalkan Rasulullah Saw.
Banyaknya keistimewaan yang dimiliki oleh seorang Uwais Al Qarni, hingga membuat Rasulullah Saw memerintahkan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk menemui Uwais sambil menyampaikan salam dari Rasulullah Saw.
Ketika Umar dan Ali berhasil menemui Uwais, terjadilah percakapan sebagaimana yang telah dituturkan oleh Abu Na’im Al Asfahani,
Umar ► “apa yang anda kerjakan disini.?”
Uwais ► “Disini saya bekerja sebagai penggembala”
Umar ► “Siapa sebenarnya anda ini.?”
Uwais ► “Saya adalah hamba Allah Swt
Umar ► “Semuanya sudah tahu, kita semua adalah hamba Allah Swt, izinkanlah kami mengetahui dan mengenal anda lebih dekat”
Uwais ► “Silahkan”
Umar dan Ali ► “Setelah kami perhatikan, kami mempunyai kesimpulan bahwa anda inilah orang yang pernah diceritakan Rasulullah Saw kepada kami, oleh karena itu berilah kami pelajaran dan do’akan kami agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat”.
Uwais ► “Saya tidak mendo’akan seseorang secara khusus. Setiap hari kami elalu mendo’akan kepada seluruh umat Islam. Siapa sebenarnya anda berdua ini.?”.
Ali ► “Beliau adalah Umar bin Khattab Amirul Mukminin dan saya adalah Ali bin Abi Thalib, kami berdua diutus Rasulullah Saw menemui anda dan menyampaikan salam dari Rasulullah Saw.
Uwais ► “Assalaamu ‘alaikum wahai Amirul Mukminin dan wahai Ali bin Abi Thalib, semoga Allah Swt selalu memberi kebaikan kepada tuan berdua atas jasa-jasa tuan kepada umat Islam”.
Umar ► “Berilah kami pelajaran yang bermanfaat wahai hamba Allah”.
Uwais ► “Carilah Rahmat Allah Swt dengan ta’at dan mengikuti dengan penuh pengharapan dan takutlah tuan kepada Allah Swt.”
Umar ► “Terima kasih atas pelajaran yang anda berikan pada kami yang sangat berharga ini. Dan kami telah menyediakan kepada anda seperangkat pakaian dan uang untuk tuan. Kami mengharapkan agar anda menerimanya.”
Uwais ► “Terima kasih wahai Amirul Mukminin, kami tidak menolak dan juga tidak membutuhkan apa yang tuan awa. Upah yang saya terima 4 dirham itu sangat berlebihan, sehingga sisanya saya berikan kepada ibuku. Sehari-hari saya hanya memakan buah korma dan minum air putih dan sayaini belum pernah memakan makanan yang dimasak. Kurasakan hidupku ini seolah-olah tidak sampai pada petang hari dan kalau tiba petang hari saya tidak merasa sampai pada pagi hari. Hati saya selalu mengingat Allah Swt dan sangat kecewa kalau tidak sampai mengingat-Nya.
Ada beberapa pokok pelajaran dari seorang Uwais al Qarni agar manusia memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
“Seseorang akn memperoleh ketenangan dan ketenteraman jika hatinya selalu berdzikir kepada allah Swt dan tidak pernah terputus.”
“Dan bahwa Hati itu hanyalah untuk Allah Swt, bukan untuk yang lainnya. Oleh karena itu kuasailah nafsu dan tundukkanlah secara penuh.”
SUBHANALLAH ….
Ternyata beliau tak terkenal di bumi , tapi terkenal di langit….
Semoga kita mampu memetik hikmah dan teladan atas kisah ketakwaan ini.
Contact Me

Cari Blog Ini

Link list

Mengenal Tokoh Ulama

Mengenal Sosok Mbah Kiai Abuya Dimyati

Alangkah ruginya kita apalagi kalangan kaum santri apabila tidak mengenal ulama ini. Ulama yang terkenal memiliki kharismatik dan namanya...

Pengikut

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Adress/Street

Jalan H.R Boenyamin Gg Gunung Sumbing No 13. A Pabuaran Purwokerto Utara

Phone number

********

Website

www.alaminkominfo.blogspot.com