Selamat Datang

Di Pusat Laman Media

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al- Amin Paburan

Purwokerto Utara - Banyumas

Jawa Tengah

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin,
Pabuaran, Purwokerto Utara
Banyumas, Jawa Tengah.

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin adalah Pondok Pesantren Al-Qur'an yang beralamat di Jalan H.R Boenyamin GG. Gunung Sindoro No. 13 A RT. 04 RW. 02 Pabuaran, Purwokerto Utara Kode Pos 53124

Al-Amin Pabuaran
Keluarga Ndalem

adalah Pengasuh utama dari santri Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin mereka juga sebagai pembimbing dan teladan para santri. Mereka adalah Abah dan Nyai beserta Putra dan putri.

Pembina santri

Mereka adalah yang mengatur dan mengawasi para santri dalam pelaksanaan pembelajaran pondok serta mengamankan para santri.

Pengurus Al-Amin

Mereka adalah yang diberikan tugas oleh Keluarga Ndalem dan Pembina untuk melaksanakan berbagai program kerja yang telah direncanakan,mereka juga bertugas memperlancar kondisifitas dalam pembelajaran pondok pesantren.

Kominfo

Adalah organisasi independen diluar pengurus Al-Amin yang berhubungan dengan komunikasi dan informasi yang berkaitan dengan segala aspek yang berhubungan dengan Pondok Al-Amin.

Madrasah Diniyah

Adalah Organisasi independen yang mengurusi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran santri,organisasi ini berperan aktif dalam berlangsungnya kegiatan pondok, selain dari pengajian yang langsung diajarkan oleh Abah ataupun Pembina.

TPQ Al-Amin

Adalah organisasi independen yang berkegiatan dalam pengaplikasian ilmu yang diajarkan kepada anak-anak yang berada disekitar desa Pabuaran, organisasi ini tidak berkaitan dengan badan pengurus Al Amin.

Blog Al-Amin

Mengenal Sosok Mbah Kiai Abuya Dimyati

Alangkah ruginya kita apalagi kalangan kaum santri apabila tidak mengenal ulama ini. Ulama yang terkenal memiliki kharismatik dan namanya tersohor tidak hanya di tanah Jawa tetapi juga hingga Timur Tengah. Beliau lah KH Muhammad Dimyati atau lebih dikenal dengan abuya Dimyati. Abuya Dimyati merupakan ulama yang terkenal dengan keilmuannya yang luas namun tetap hidup dalam kesederhanaan. Beliau mendedikasikan seluruh hidupnya untuk berjuang di jalan Allah tanpa mengenal lelah dan berputus asa meski rintangan dan hambatan datang silih berganti. Beliau lah sumber teladan terutama bagi para santri. 

Abuya Dimyati lahir dari pasangan H. Amin dan Hj. Ruqayah, beliau memiliki kecerdasan dan kesalihan sejak masih kecil. Abuya berguru pada banyak ulama sepuh di Tanah Jawa, diantaranya Abuya Abdul Chalim, Abuya Muqri Abdul Chamid, Mama Ahmad Bakri, Mbah Dalhar Watucongkol, Mbah Nawawi Jejejran Jogja, Mbah Khozin Bendo Pare, Mbah Baidawi Lasem dan masih banyak guru lainnya. Dari semua guru-guru beliau bermuara pada Syekh Nawawi Al Bantani, baginya para kiai sepuh memiliki kriteria khalifah dan mursyid yang sempurna. 

Dalam bidang tasawuf, Abuya Dimyati menganut tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah dari Syekh Abdul Halim Kalahan. Tetapi praktik suluk dan tarekat, Abuya Dimyati hanya mengajarkan Tarekat Syadziliyah dari Syekh Dalhar. Itu sebabnya dalam perilaku sehari-hari beliau tampak tawadhu, zuhud dan ikhlas. Ada hal unik dari Abuya Dimyati, beliau tidak akan memulai sholat dan mengaji kecuali putra-putrinya yang hafidz Al Quran itu sudah duduk rapi, berjajar di barisan shaf sholat. Jika belum datang, kentongan sebagai isyarat sholat pun dipukul lagi bertalu-talu, ini dilakukan sampai semua hadir dan sholat berjamaah pun dimulai. 

Abuya Dimyati dikategorikan sebagai ulama yan multidimensi, karena kezuhudan, keikhlasan, dan keistiqomahan beliau. Abuya adalah seorang qurra dengan lidah yang fasih. Wiridan Al Quran sudah istiqomah lebih dari 40 tahun. Kelau sholat taraweh di bulan puasa, beliau tidak akan turun untuk sahur kecuali setelah mengkhatamkan Al Quran dalam sholat. 

Kesohoran Abuya Dimyati dalam bidang ilmu dan tasawuf menjadikan Banten tak pernah sepi dari pencari ilmu maupun tamu. Abuya Dimyati seringkali berpesan kepada muridnya, “jangan meninggalkan ngaji karena kesibukan urusan maupun umurmu”. Baginya menuntut ilmu adalah hal yang sangat penting, beliau menyerukan “thariqah aing mah ngaji” (jalan saya adalah mengaji). Sebab tinggi rendahnya derajat ulama dilihat dari bagaimana ia menghargai ilmu. 

Di waktu mondok, Abuya Dimyati sudah terbiasa tirakat, tidak pernah terlihat tidur dan istimewanya adalah menu makan abuya yang hanya sekedarnya saja. Beliau selalu menghabiskan waktu untuk menimba ilmu, baik dengan mengaji, mengajar atau mutola’ah. 

Di tahun 1999 dunia dibuat terpana karena Abuya Dimyati membacakan kitab Tafsir Ibnu Jarir yang tebalnya 30 jilid. Berkat ketelatenan beliau pengajian itu selesai pada tahun 2003 M.  Salah satu karomah lain adalah ada seorang kyai dari Jawa yang pergi ke makam Syeikh Abdul Qadir al Jailani di Baghdad, Irak. Ketika itu, kyai tersebut merasa sangat bangga karena banyak kyai di Indonesia mereka ziaroh paling jauh adalah makam Nabi Muhammad saw. Akan tetapi dia dapat menziarohi sampai ke makam Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Ketika sampai di makam tersebut, maka penjaga makam bertanya kepadanya “Anda dari mana?” si Kyai menjawab “Dari Indonesia” maka penjaga pun langsung bilang “ oh di sini pada setiap malam Jum’at ada seorang ulama Indonesia yang kalau dating ziaroh hanya duduk aja di depan makam beberapa waktu, peziaroh-peziaroh lain akan ikut diam untuk menghormati beliau setelah beliau mulai membaca Al Quran baru peziaroh-peziaroh lain akan meneruskan bacaan mereka sendiri-sendiri. Mendengar hal itu kyai tadi kaget dan berniat untuk menunggu sampai malam jumat agar tahu siapa sebenarnya ulama tersebut. Ternyata ulama tersebut adalah Abuya Dimyati. 

Pada masa perjuangan kemerdekaan di mana Abuya digaris terdepan menentang penjajahan, kisah kereta api yang tiba-tiba berhenti sewaktu akan menabrak Abuya Dimyati di Surabaya, kisah angin mamiri diutus membawa surat kepada gurunya KH Rukyat Kaliwungu Kendal. 

Pada tanggal 3 Oktober 2003 tepat hari jumat dini hari Abuya Dimyati dipanggil oleh Allah menuju rahmat-Nya. Banten kehilangan sesosok ulama yang begitu tersohor namanya. Namun nama beliau akan tetap harum dan ilmu beliau akan terus memberi manfaat bukan hanya untuk para ulama dan kaum santri tetapi untuk seluruh masyarakat dunia. 

Penulis: Fiki Ni'matul Jannah

Talkshow Bersama Awardee "Beasiswa Santri LPDP" PPQ Al-Amin Pabuwaran

Dalam rangka mengisi acara Ramadhan 1440 H Pondok Pesantren Al-Qur’an AL-Amin mengadakan beberapa rangkaian acara , salah satunya adalah Talkshow beasiswa LPDP santri yang diisi oleh para Awardee yang keren-keren. Ada tiga Awardee diantaranya, Gus Syafiq Muqofi, Ning Mia Machmiyah dan Ika Nur Atiqoh yang ketiganya merupakan penerima beasiswa LPDP Santri Tahun 2019.  
“Ada 3 modal utama untuk bisa mendapatkan beasiswa, yaitu pintar dengan barometer ipk/nilai, keahlian dalam skill, dan keberuntungan (kekuatan ikhtiar).” (Gus Syafiq). Pada dasarnya segala hal yang kita dapatkan tidak terlepas dari kekuasaan Allah SWT. dari ini dijelaskan bahwa upaya agar kita bisa menedapatkan beasiswa LPDP Santri ini adalah dengan usaha yang diiringi dengan ikhtiar yang kuat. Seperti pepatah Jawa mengatakan “wong pinter kalah karo wong bejo” artinya: orang pandai kalah dengan orang yang beruntung.
 
Ada beberapa alasan mengapa kita harus memilih beasiswa LPDP Santri. Semua itu karena persyaratannya yang sedikit lebih mudah juga karena selain kita medapatkan beasiswa, kita juga akan mendapat kesempatan untuk mengabdi di Pesantren sebagai bentuk pengabdian kita kepada Masyaikh untuk mengharapkan barokahnya. Beberapa persyaratannya yaitu, sudah tercatat sebagai santri di pesantren tertentu, nilai TOEFL yang cenderung lebih rendah dari yang lain. Untuk test wawancara ada tips khusus dari Ning Mia, yakni “Jujur”. Beliau mengatakan bahwa dalam wawancara ini yang kita butuhkan adalah sebuah kejujuran. Karena seringkali para penguji adalah seorang psikolog sehingga mereka pasti mengetahui apakah kita berkata jujur atau tidak. Kejujuran pasti menjadi pertimbangan penting bagi para penguji sebagai tolak ukur kita pantas diloloskan atau tidaknya.
 
Dengan adanya talkshow LPDP ini diharapkan para santri menjadi termotivasi agar terus bersemangat mencari ilmu dengan tidak mencemaskan kebutuhan finansialnya. Dan juga diharapkan para santri tidak hanya menguasai ilmu agama dalam pesantren saja. Melainkan juga menguasai ilmu-ilmu lainnya yang perlu dicari agar kelak  mampu memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat dengan memiliki bekal ilmu yang mumpuni.


Sumber: Kominfo PPQ Al-Amin 

#darisantriuntuknegri 
#lpdp #beasiswalpdp
#rubrikalafkar
#kominfoalamin
#ppqalamin #ppqalaminpabuaran 
#ppqalaminprompong #ppqalaminpurwanrgara
Contact Me

Cari Blog Ini

Link list

Mengenal Tokoh Ulama

Mengenal Sosok Mbah Kiai Abuya Dimyati

Alangkah ruginya kita apalagi kalangan kaum santri apabila tidak mengenal ulama ini. Ulama yang terkenal memiliki kharismatik dan namanya...

Pengikut

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Adress/Street

Jalan H.R Boenyamin Gg Gunung Sumbing No 13. A Pabuaran Purwokerto Utara

Phone number

********

Website

www.alaminkominfo.blogspot.com