Selamat Datang

Di Pusat Laman Media

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al- Amin Paburan

Purwokerto Utara - Banyumas

Jawa Tengah

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin,
Pabuaran, Purwokerto Utara
Banyumas, Jawa Tengah.

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin adalah Pondok Pesantren Al-Qur'an yang beralamat di Jalan H.R Boenyamin GG. Gunung Sindoro No. 13 A RT. 04 RW. 02 Pabuaran, Purwokerto Utara Kode Pos 53124

Al-Amin Pabuaran
Keluarga Ndalem

adalah Pengasuh utama dari santri Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin mereka juga sebagai pembimbing dan teladan para santri. Mereka adalah Abah dan Nyai beserta Putra dan putri.

Pembina santri

Mereka adalah yang mengatur dan mengawasi para santri dalam pelaksanaan pembelajaran pondok serta mengamankan para santri.

Pengurus Al-Amin

Mereka adalah yang diberikan tugas oleh Keluarga Ndalem dan Pembina untuk melaksanakan berbagai program kerja yang telah direncanakan,mereka juga bertugas memperlancar kondisifitas dalam pembelajaran pondok pesantren.

Kominfo

Adalah organisasi independen diluar pengurus Al-Amin yang berhubungan dengan komunikasi dan informasi yang berkaitan dengan segala aspek yang berhubungan dengan Pondok Al-Amin.

Madrasah Diniyah

Adalah Organisasi independen yang mengurusi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran santri,organisasi ini berperan aktif dalam berlangsungnya kegiatan pondok, selain dari pengajian yang langsung diajarkan oleh Abah ataupun Pembina.

TPQ Al-Amin

Adalah organisasi independen yang berkegiatan dalam pengaplikasian ilmu yang diajarkan kepada anak-anak yang berada disekitar desa Pabuaran, organisasi ini tidak berkaitan dengan badan pengurus Al Amin.

Blog Al-Amin

Semarak Agustus-an Ala Santri Al-Amin

 

Semarak Agustus-an Ala Santri Al-Amin

17 Agustus dikenal dengan Hari Kemerdekaan Indonesia. Biasanya, pada hari itu dihelat berbagai kegiatan seperti upacara, perlombaan, dan festival. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memupuk rasa cinta tanah air dan memperingati jasa para pahlawan yang telah berjuang di medan perang.

Meskipun di tahun ini perayaan kemerdekaan RI berada di tengah pandemi Covid-19, namun tidak menyurutkan semangat para santri di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Amin untuk ikut merayakan peringatan tersebut meskipun hanya di area pondok pesantren.

Di pondok pusat (Pabuwaran) diadakan upacara bendera dan berbagai perlombaan baik untuk santri putra maupun putri. Perlombaan untuk santri putra diantaranya yaitu balap sarung, balap karung, futsal, badminton (tunggal dan berpasangan), tenis meja (tunggal dan berpasangan). Sedangkan perlombaan untuk santri putri terdiri dari badminton, voli, balap karung, injak kardus, sarung berantai, futsal, dan film pendek. pada perlombaan putri, lomba voli dimenangkan oleh komplek gedung baru lantai 3, lomba futsal dimenangkan oleh komplek bambu 12, lomba balap karung dimenangkan oleh komplek gedung baru lantai 3, lomba sarung berantai dimenangkan oleh komplek perpustakaan, lomba injak kardus dimenangkan oleh komplek cabang, lomba badminton dimenangkan oleh komplek pusat balkon, dan lomba film pendek dimenangkan oleh komplek pusat balkon.

Perayaan hari kemerdekaan tidak hanya diadakan di pondok pusat (Pabuwaran) saja namun juga di pondok cabang (Purwanegara). Di pondok cabang (Purwanegara), kegiatan diawali dengan acara pembukaan kemudian dilanjut dengan perlombaan yang meliputi gobak sodor, ular tangga balon, ansambel musik, sambung ayat, makan kerupuk, tebak barang, senam, puisi, dan film pendek.

Dikarenakan banyak santri yang sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sehingga jumlah santri sedikit, maka perlombaan dibuat sistem tim. Satu tim terdiri dari beberapa kamar sehingga dihasilkan 6 tim dalam satu pondok. Kejuaraan terdiri dari tiga kategori yaitu juara umum yang dimenangkan oleh tim 1, kategori tim terajin dimenangkan oleh tim 3, dan kategori tim terheboh dimenangkan oleh tim 4.

Rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan RI ditutup dengan adanya acara malam puncak baik di pondok pusat maupun cabang yang diadakan pada 27 Agustus 2020. Pada malam puncak lah kejuaraan dari masing-masing lomba diumumkan kepada seluruh santri.

MENGENAL NING MIA







Ning Siti Machmiyah al-Hafizhah (Ning Mia) merupakan putri pertama dari pasangan  K.H. Muhammad Mukti dan Ny.Hj. Permata Ulfah. Ning Mia lahir di Boyolali pada 6 Syawal 1408 Hijriyah atau bertepatan dengan 22 Mei 1988 dalam kalender Masehi. Sebagaimana putri Kyai pada umumnya, pendidikan pertama Ning Mia didapat langsung dari Ayahandanya, yakni K.H. Muhammad Mukti di Pondok Pesantren al-Quran al-Amin Pabuwaran. Setelah usia Ning Mia cukup untuk menempuh pendidikan tingkat dasar, Ning Mia mendaftar dan resmi menjadi siswa di Sekolah Dasar (SD) al-Irsyad al-Islamiyyah 2 Purwokerto pada tahun 1994 dan lulus pada tahun 2000. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat dasar, Ning Mia melanjutkan pendidikan tingkat menengah pertama di Sekolah Menengah Pertama (SMP) al-Irsyad al-Islamiyyah Purwokerto pada tahun 2000 dan lulus tiga tahun kemudian, yakni pada tahun 2003. Setelah lulus dari SMP al-Irsyad al-Islamiyyah Purwokerto, Ning Mia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan keilmuannya di Surakarta. Di Surakarta, Ning Mia memilih Pondok Pesantren al-Quraniyy Mangkuduyan dan SMA al-Islam 1 Surakarta sebagai tempat untuk menimba ilmu. Dalam kurun waktu tiga tahun, Ning Mia menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atasnya, tepatnya pada tahun 2006 dan diwaktu yang beriringan, Ning Mia diterima di jurusan Sastra Arab, Fakutas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM). Namun setelah berkonsultasi dengan Ayahanda, Ning Mia akhirnya memilih jurusan Ilmu Komunikasi (Ilkom), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Univeritas Jenderal Soedirman (Unsoed) sebagai tempat menimba ilmu selanjutnya. Pada tahun 2006 Ning Mia dinyatakan resmi menjadi mahasiswa dan empat tahun kemudian Ning Mia dinyatakan resmi menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) dari jurusan Ilkom, FISIP, Unsoed. Bagaikan berjodoh dengan UGM, meski pendidikan tingkat perguruan tinggi Strata 1 (S1) Ning Mia tidak ditempuh di UGM, namun Ning Mia akhirnya resmi menjadi mahasiswa Program Pascasarjana (PPs), Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, UGM pada tahun 2010. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2012, Ning Mia telah menyelesaikan program magisternya dan berhak menyandang gelar Master of Arts (M.A.). Selain menempuh pendidikan formal di UGM, ketika di Yogyakarta, Ning Mia juga menjalani kehidupan sebagai santri di Pondok Pesantren Wahid Hasyim dan Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak. Pada tahun 2015, Ning Mia menyelesaikan hafalan 30 juz al-Quran beliau. Sesuai janji dari Ayahanda beliau, K.H. Muhammad Mukti, bila mampu menyelesaikan hafalan 30 juz al-Quran, maka akan diberangkatkan umrah. Namun berkah dari selesainya hafalan 30 juz al-Quran Ning Mia, tidak hanya Ning Mia saja yang diberangkatkan umrah, adik-adik beliau juga diikutsertakan. Sehingga pada saat itu, seluruh keluarga Ndalem yang terdiri dari, Abah, Ibu, Ning Mia, Gus Aam, Gus Cholil, Gus Fajrul, dan Gus Arsyad bersama-sama menjalankan ibadah umrah. Di tahun 2015 jugalah Ning Mia dipersunting oleh Gus Syaviq. Berawal dari pertemuan yang dilakukan oleh kedua belah pihak keluarga, Gus Syaviq hendak bermaksud melamar Ning Mia. Kemudian atas keputusan dari Ayahanda Ning Mia, K.H. Muhammad Mukti yang menghendaki untuk melangsungkan akad nikah pada saat itu juga, maka pihak keluarga memohon kepada K.H. Thoha Alawy al-Hafizh (Pengasuh Pondok Pesantren ath-Thohiriyah) untuk berkenan menjadi penghulu dan akad nikahpun berlangsung dengan sederhana dan khidmat. Kini, selain sibuk mendampingi sang suami, Gus Syaviq untuk membimbing santri dan mendidik sang buah hati, Qaff Muhammad Alnazeeh, Ning Mia juga sibuk menjadi dosen di Jurusan Ilmu Komunkasi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta dan mahasiswa program pendidikan Doktor di Program Studi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana, UGM. Kesibukan merintis usaha bersama sang suami pun tidak luput menjadi rutinitas keseharian beliau. Ning Mia juga tergabung dalam organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta.

MENGENAL NING SOLI SOLIHAT


Ning Soli Solihat

    Ning Soli yang memiliki nama lengkap Soli Solihat merupakan menantu kedua KH. Muhammad Mukti dan Ny. Hj. Permata Ulfah. Nama Soli Solihat sendiri memiliki arti perempuan pembawa rahmat yang solihah (Soli = pembawa rahmat, Solihat = perempuan solihah). Ning Soli lahir di Tasikmalaya, 4 September 1996 bersama dengan saudara kembarnya yang bernama Sola Sonia. Pada tahun 2003-2009, Ning Soli bersekolah di SDN 1 Cipanengah. Lalu tahun 2009 Ning Soli melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di SMPN 1 Pancatengah hingga tahun 2012. Di tahun 2012-2015 Ning Soli melanjutkan sekolah di SMAN 1 Tasikmalaya. Kemudian tahun 2015 Ning Soli diterima di Universitas Jenderal Soedirman sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi dan berhasil lulus dengan predikat cumlaude pada tahun 2019. Ning Soli dengan saudara kembarnya selain menempuh pendidikan nonforlma, keduanya juga menempuh pendidikan di dunia pesantren, sebut saja Pondok Pesantren Hidayatul Falah, Bihbul, Pancatengah; Hidayatul ‘ulum, Awipari, Tasikmalaya; dan terakhir Pondok Pesantren Al-Quran Al Amin, Pabiwaran, Purwokerto Utara. Mengenal Ning Soli tidaklah cukup hanya sekedar pendidikannya saja. 

Ning Soli lahir dari keluarga yang bahagia. Ayahnya yang bernama Abdul Kohar adalah seorang santri dari Pondok Pesantren Khoirul Huda, Paseh, Pancatengah dan Mama nya yang bernama Cucu Muawanah pun adalah seorang santri yang dalam perjalanan hidup Beliau menempuh pendidikan sebagai santri di Pondok Pesantren Al-Hasanah CintaPada, Tasikmalaya. Ayah Ning Soli adalah seorang penjahit sukses. Bagaimana tidak sukses, pelanggan Beliau merupakan ulama-ulama besar, dan para anggota dewan pun turut serta menjadi pelanggan Beliau. Jahitannya yang rapih, serta penerimaan yang sopan dan santun dari Mama Ning Soli menjadikan para pelanggan nyaman. Bisnis menjahit ini bukan hanya sekedar bisnis, melainkan juga sebagai wasilah keluarga Ning Soli agar dekat dengan banyak ulama, mendapat barokah yang dibawakan oleh para ulama – ulama. Kaka Ning Soli (Aa, sapaan Ning Soli) yang bernama Muhammad Irpan Rifa’i dari kecil selain mempuh pendidikan formal juga menempuh pendidikan di Pondok Pesantren. Kehidupan Aa dari kecil tidak lepas dari pendidikan Pondok, karena pesan Ayah nya Tidak penting pendidikan formal, jika pendidikan Pesantren tidak pernah di lalui. Pernyataan ini menegaskan bahwa pendidikan Pondok adalah hal yang sangat penting, meski pendidikan formal juga penting. Aa menjadi seorang santri tidak hanya di satu Pondok Pesantren saja, namun ada beberapa yakni, Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Haur Kuning, Salopa; Pondok Pesantren Hidayatul Falah, Bihbul, Pancatengah; Pondok Pesantren Khoirul Huda, Paseh, Pancatengah; Pondok Pesantren Al-Hasanah, Cibeti, Tasikmalaya; Pondok Pesantren Al-Hasanah, Situbodol, Pancatengah. Kiprahnya Aa di dunia pesantren, tidak diragukan lagi, kepandaiannya pada ilmu alat (nahwu shorof) membuat Beliau di tawari menjadi salah satu ustadz di Pondok Pesantren yang dekat dengan rumah Beliau (KH Uus, Pengasuh Pondok Pesantren). Perjalanan Beliau sebagai ustadz cukup sukses, karena selain mendapat barokah Kyai, Beliau juga meminang salah satu santri nya yang bernama Maya. Setelah menikah Aa dan istri berpindah ke tempat sang istri, di sana Beliau menghidupkan masjid dengan membangun sebuah madrassah. Sukses mendidik Aa menjadi seorang yang ‘alim, Ayah dan Mama masih harus membuat kedua putri kembarnya sukses baik dalam hal keduniawian maupun akhirat. Hal ini dibuktikan dengan kedua putrinya yang menikah dengan anak Kyai. Tidak hanya sampai pada menikah, tetapi putri pertamanya (Teh Sola, sapaan Ning Soli) menikah dengan seorang anak Kyai Pondok Pesantren Miftahul Hidayah, Cibalong, Tasikmalaya yang bernama Gus Aji Ahmad Fauzi Dakhlan. Pada saat pernikahan Teteh Sola dengan suami, banyak ulama yang dateng mendoakan kebahagiaan untuk kedua mempelai. Teh Sola mendapat amanah untuk mengajar kelas ilmu alat (jurumiyah), yang memang tidak diragukan lagi. Karena pada saat masih di Pondok Pesantren Al –Quran Al- Amin juga mengajar kelas nahwu. Selain mengajar dikelas ilmu alat, kehadiran Teh Sola juga memberikan sedikit perubahan di SMPTerbuka, contohnya adalah penggunaan komputer dan internet, yang dulu masih manual, sekarang menjadi menggunakan internet. Lalu Putri kedua Beliau (Ning Soli, sapaan santri PPQ Al-Amin). Pada saat pernikahan Ning Soli dengan Gus Aam yang berlansung malam haripun hampir tengah malam, banyak ulama yang turut hadir untuk mendoakan keberkahan pernikahan keduanya. Ning Soli saat ini sedang menjalani kesubukan dengan mengurus rumah tangga dan berusaha berbakti dengan keluarga. Ning Soli juga sempat mengajar Kitab Ta’lim Muta’alim di Pondok Pesantren Al-Quran Al Amin Pabuwaran (cabang Purwanegara). Ning Soli mengaku mengalami perubahan saat sebelum dan sesudah menikah. Saat belum menikah, Ning Soli masih bergantung pada orang tua. Namun, sekarang Ning Soli harus berbagi kehidupan dengan orang lain (suaminya). Ning Soli merasa bersyukur memiliki suami yang merupakan putra dari KH. Muhammad Mukti yang dianggap sebagai guru terhebat bagi Ning Soli. Ning Soli berharap dapat mendapatkan kemuliaan dan keberkahan dari Abah Mukti. 

Bukan sebuah tirakat besar mendapatkan menantu anak seorang Kyai dan anak laki-lakinya sebagai ustadz, hanya doa yang sering dipanjatkan kedua orang tualah yang menjadi senjata ampuh untuk mendapatkan kebahagiaan anak-anaknya. Tidak hanya sekedar doa biasa, namun doa yang sangat mudah di’ijabah yakni doa seorang ibu untuk anak-anaknya yang sholeh dan sholehah. Bukan hanya doa orang tua, tetapi doa dari para ulama yang telah menjadi pelanggan setia Ayahnya, yang tidak sungkan-sungkan untuk mendoakan agar anak-anak Beliau mendapatkan pasangan yang sholeh dan sholehah. Wejangan Ning Soli selalu pegang dari ibunya adalah Selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah swt, apapun itu. Perjuangkanlah kehormatanmu demi diri kamu sendiri, perjuangkanlah agamamu demi Tuhanmu, perjuangkanlah cita-citamu demi masa depanmu.

Contact Me

Cari Blog Ini

Link list

Mengenal Tokoh Ulama

Mengenal Sosok Mbah Kiai Abuya Dimyati

Alangkah ruginya kita apalagi kalangan kaum santri apabila tidak mengenal ulama ini. Ulama yang terkenal memiliki kharismatik dan namanya...

Pengikut

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Adress/Street

Jalan H.R Boenyamin Gg Gunung Sumbing No 13. A Pabuaran Purwokerto Utara

Phone number

********

Website

www.alaminkominfo.blogspot.com