Assalamu'alaikum 🤗 kawan-kawan.
Telah dibuka pendaftaran santri baru Pondok Pesantren Al Qur'an Al-Amin Pabuwaran tahun 2020. Bagi calon santri baru yang ingin mengetahui informasi lebih lengkap, bisa datang langsung atau menghubungi nomor yang tertera pada brosur atau posting komentar kawan-kawan dibawah ini 👍😉. Terimakasih.
#PSB2020
#AL-AMINKOMINFO
#AYOMONDOK
#INDONESIALEBIHNYANTRI
KH. MUHAMMAD IBNU MUKTI
Drs. K.H. Muhammad Mukti, M.Pd.I (Abah Mukti) merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren al-Qur’an al-Amin Pabuwaran, Purwokerto Utara, Banyumas. Beliau dikenal sebagai seorang Kyai yang tegas dalam mendidik santri-santrinya, teguh dalam prinsip agama, dan gigih dalam berdakwah. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan dekat dengan masyarakat.
Abah Mukti merupakan putra ketiga dari Mbah Badri bin Mbah Dzikri bin Mbah Shaghirin bin Mbah Thayyib bin Mbah Ahmad ‘Arif bin Mbah Kyai Nur Iman. Dengan kata lain, Abah Mukti merupakan keturunan generasi keenam dari Kyai Nur Iman. Kyai Nur Iman yang diperkirakan lahir pada tahun 1720-an M merupakan seorang pangeran yang kemudian menjadi Ulama sekaligus pendiri dusun Mlangi, Yogyakarta. Kyai Nur Iman adalah salah satu Kyai yang memiliki andil besar dalam persebaran dakwah Islam pada masa-masa Kerajaan Mataram Islam. Buah perjuangan dakwah Kyai Nur Iman yang dapat dirasakan hingga saat ini adalah berdirinya 17 pondok pesantren di Mlangi yang menjadikan dusun Mlangi menjadi salah satu pusat pondok pesantren di Yogyakarta.
Abah bersama K.H Murtadlo Dimyati |
Abah Mukti yang lahir pada 10 Syawal 1375 H (21 Mei 1956 M), tumbuh dan besar dalam lingkungan kampung pesantren di Mlangi. Hal tersebut berdampak positif bagi proses pendidikan Abah yang dikemudian hari dikenal sebagai seorang juru dakwah sebagaimana pendahulu beliau, Kyai Nur Iman. Selain belajar kepada guru-guru yang ada di Mlangi, Abah juga berguru kepada Ulama kharismatik asal Banten, Abuya K.H. Muhammad Dimyathi bin Muhammad Amin al-Bantani. Semasa hidupnya, Abuya Dimyathi dikenal sebagai gurunya para guru dan kyainya para kyai.
Abah dan Ibu Nyai Pemata Ulfah |
Abah Mukti tidak hanya sebatas menimba pendidikan non-formal di bidang agama saja, namun juga menimba pendidikan formal hingga memperoleh gelar Sarjana di Universitas Gadjah Mada, serta gelar Magister Pendidikan Islam.
Abah kemudian menikah dengan seorang perempuan yang juga luar biasa dalam mendampingi kehidupan seorang juru dakwah, beliau adalah Dra. Permata Ulfah, M.Si., Ak. (Ibu). Singkat cerita, Abah dan Ibu memilih untuk hijrah dan menetap di Pabuwaran, Purwokerto. Hingga saat ini (Ramadhan 1441 H), Abah dan Ibu memiliki 5 putra, 2 putra menantu, dan 1 cucu. Putri pertama beliau, Ning Siti Machmiyah menikah dengan Gus Syaviq Muqoffi pada tahun 2015 dan telah dikaruniai seorang putra yang bernama Qaf Muhammad al-Nazeeh. Putra kedua beliau, Gus Muhammad Muzakka Anbaby telah menikah dengan Ning Soli Solihat pada tahun 2020. Putra ketiga beliau, Gus Cholil Rahman kini menjadi dosen di Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. Putra keempat beliau, Gus Muhammad Fajrul Mujtaba sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Cidahu, Banten asuhan Abuya K.H. Ahmad Muhtadi bin K.H. Muhammad Dimyathi al-Bantani. Dan putra kelima beliau, Gus Muhammad Arsyad Noor sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta asuhan K.H.R. Muhammad Najib Abdul Qadir al-Hafidz.
Keluarga Ndalem di Hari Raya Idhul Fitri 1440 H |
Abah bersama K.H Maimun Zubair |
Keluarga Ndalem lengkap |
Abah & Ibu bersama keluarga Gus Anam |
eberapa tahun belakangan ini, Abah Mukti sangat dekat dengan K.H. Zuhrul Anam Hisyam (Gus Anam), Pengasuh Pondok Pesantren at-Taujieh al-Islamy 2 Leler, Banyumas. Meskipun usia Abah lebih sepuh, tetapi Abah sangat menghormati Gus Anam. Kedekatan Abah dengan Gus Anam, menghantarkan Abah pada kesempatan untuk mendampingi Ulama kharismatik yang merupakan morosepuh dari Gus Anam, yakni K.H. Maimoen Zubair untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 2017.
Kini, di usia yang tidak lagi muda, Abah Mukti dengan sabar mengasuh dan mendidik santri-santrinya yang terbagi di tiga tempat, yakni Pondok Pesantren al-Qur’an al-Amin Pabuwaran (Purwokerto Utara, Banyumas), Pondok Pesantren al-Qur’an al-Amin Prompong (Baturraden, Banyumas), dan Pondok Pesantren al-Qur’an al-Amin Purwanegara (Purwokerto Utara, Banyumas).
MENGENAL K.H. MUHAMMAD MUKTI
Al - Amin Kominfo
Mei 20, 2020
ADA YANG BERBEDA DENGAN SHALAT TARAWIH DI PPQ AL-AMIN PABUAWARAN.
"Ada yang spesial dengan sholat tarawih di pondok kami " Tutur salah satu santri, Ilhami.
Bulan Ramadhan adalah bulan keberkahan, meskipun dengan keadaan yang kini mengharuskan kita untuk #dirumahaja, tidak sedikit para santri yang juga memilih #dipondokaja. Begitupun dengan santri PPQ Al-amin Pabuwaran yang masih sekitar 130an anak berada di pondok.
"Sholat tarawih kali ini, berbeda dari tahun sebelumnya. Kali ini kami sholat tarawih sambil menyimak" lanjutnya,
Menyimaknya tentu dengan bukan hanya mendengarkan, melainkan dengan memegang Al-quran.
"Awalnya memang agak sulit, tetapi setelah di beri penjelasan prosedurnya kami terbiasa melakukan hal tersebut"
Setiap rakaat para santri di haruskan menyimak sebanyak 1 halaman. Sehingga tepat ketika 20 rakaat mereka menyelesaikan 1 juz. Hal ini dilakukan agar mereka bisa mengkhatamkan Al-quran dalam sholat tarawih selama Ramadhan.
"Saat imam membaca suratnya, kita sudah membuka halaman yang akan imam buka. Tentu ini juga membantu kita meningkatkan konsentrasi. Lalu ketika kami akan melakukan rukuk, sujud kami menghimpit al-qurannya di ketiak kiri. Jangan sampai jatuh! Baru ketika imam akan membaca surat, kami membawa al quran dengan biasa." Ujarnya menjelaskan bagaimana cara menaruh al-quran ketika tarawih.
Sangat di sarankan untuk menggunkan mukena lajuran bagi santri putri. Mempermudah saja saat akan menghimpit al-quran dan membuka kembali saat sholat.
Pertama, sah dan tidak dimakruhkan
Ini pandangan Syafi’iyah dan mayoritas mazhab Hambali. (Lihat: Al Wajiz: 1/49, Al Majmu’: 4/95, Al Furu’: 1/478 479, Al Inshaf: 2/109, Muntaha Al Iradat: 1/86) Dalil (dasar islam)nya, Abu Hurairah meriwayatkan dari Aisyah, ia berkata, “Aisyah bermakmum kepada budaknya, Dzakwan yang melihat mushaf.” (Shahih Bukhari, Kitabu Al Adzan, Bab Imamatil ‘Abdi wa Al Maula: 1/170)
Sebuah hadits yang menceritakan kisah keutamaan Aisyah istri Rasulullah SAW yang bermakmum kepada Dzakwan yang melihat mushaf dalam shalat Tarawih ini menjadi penunjuk diperbolehkannya shalat dengan melihat mushaf. Jika dalam shalat sunah diperbolehkan maka dalam shalat fardhu juga diperbolehkan, kecuali kalau ada dalil (dasar islam) yang membedakannya.
Kedua, merusak shalat.
Ini pandangan Abu Hanifah, sebagian Hanabilah dan Ibnu Hazm. (Al Mabsuth:1/201, Fatawa Qadhi Khan:1/133, Al Hidayah: 1/62,dan Al Furu’:1/479) Dalil (dasar islam)nya, Abdullah bin Abi Aufa meriwayatkan, “Ada seseorang yang mendatangi Rasulullah sebagai hukum beradab dengan Rasulullah dan berkata,
‘Sesungguhnya aku tidak mampu membaca kitab Al Qur’an sedikit pun maka ajarkanlah bacaan yang mencukupi kepadaku’. Beliau bersabda, ‘Katakanlah, Subhanallah, Al Hamdulillah, La ilaha illallah, Allahu Akbar dan La Haula wa La Quwwata illa billah’.” (Sunan Abu Dawud, Kitabus Shalat, , sebuah hadits ke 832: 1/220 dan beliau tidak mengomentarinya)
Ketiga, makruh tapi tidak merusak shalat
Ini pandangan Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan, dua shahabat Abu Hanifah. Alasannya, melihat mushaf ketika shalat menyerupai ahlul kitab, sedangkan pembuat syariat (Allah Ta’ala) melarang kita untuk menyerupai mereka. (Lihat: Al Mabsuth:1/201, Al Hidayah: 1/62, dan Al Ikhtiyar:1/62)
Keempat, makruh dalam shalat fardhu, tidak dalam shalat sunah
Kecuali bagi yang sudah hafal kitab Al Qur’an, ia tetap dimakruhkan membaca dengan melihat mushaf, baik dalam shalat fardhu maupun shalat sunah.
Ini pandangan mazhab Maliki. (Lihat: Al Dalil (dasar islam) pandangan ini sama dengan dalil (dasar islam) pandangan pertama, yaitu sebuah hadits Aisyah yang bermakmum kepada Dzakwan. Hanya, pandangan ini menyatakan bahwa itu hanya berlaku untuk shalat sunah, tidak untuk shalat fardhu.
Ada juga bagi sebagian perawi hadits;
Sayidatuna Aisyah RA dan pelayannya pernah membaca mushaf ketika shalat. "Dari Aisyah istri Rasulullah SAW bahwa ghulamnya menjadi imam sha lat atas dirinya sambil memegang mushaf." (HR al-Bai haqi dan Ibnu Abi Syai bah).
Dalam hadis lainnya yang bersumber dari Ibnu at-Toimi dari ayah nya juga menjelaskan bahwa Aisyah Radhiyalla huanha membaca mushaf dalam keadaan shalat (HR Abdurrazzaq).
Imam Nawawi
Membaca Alquran dengan melihat mushaf tidak membatalkan shalat meskipun dia tidak hafal Alquran, bahkan itu wajib dilakukan bila tidak hafal surat al-Fatihah meskipun dengan membalikkan halaman, maka tidak batal shalatnya. Andaikan seseorang melihat tulisan selain mushaf dan diulang-ulang dalam hati tidak batal shalatnya, akan tetapi menjadi makruh bila berlangsung lama (pendapat Imam Syafi'i dalam kitab al-Majmu')
Imam Malik
Tidak masalah bila seorang imam membaca surat dengan meilhat mushaf di qiyam Ramadhan dan shalat sunah lainnya. Ibnu Qasim menyatakan makruh bila dilakukan di shalat fardhu. Ibnu Wahab berkata bahwa Ibnu Syihab berkata: "Ulama-ulama terbaik kita membaca surat dengan melihat mushaf saat qiyam Ramadhan dengan berdalil bahwa itu dilakukan oleh budaknya Aisyah. Imam Malik dan al Laits pun berpendapat demikian (al- Mudawanah jilid 1).
Dan semoga kita selalu mendapatkan keberkahan dari Bulan suci Ramadhan ini.
Wassalamualaikum wr.wb
ADA YANG BERBEDA DENGAN SHALAT TARAWIH DI PPQ AL-AMIN PABUAWARAN.
Al - Amin Kominfo
Mei 13, 2020
Nuzulul Qur'an PPQ Al-Amin Pabuaran
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Dalam rangka memperingati malam Nuzulul Qur'an atau turunnya Al-Qur'an yang bertepatan pada 17 Ramadhan 1441 H Pondok Pesantren Al-Amin Pabuaran yang terletak di Jl. H.R Boenyamin, Gg Gunung Sindoro, Pabuaran Kec. Purwokerto Utara menyelenggarakan kegiatan Khatmil Qur'an dan simakan beserta Mauidhoh Hasanah yang dihadiri oleh seluruh santri Al-Amin Pabuaran beserta keluarga ndalem pada hari Sabtu (09/05/2020).
Malam Nuzulul Qur'an merupakan malam dimana Al-Qur'an diturunkan ke langit dunia kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai Hudallinnas (Petunjuk bagi manusia) sesuai firman Alloh SWT dalam Q.S Al-Baqarah (185) :
Artinya : “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…...” (QS Al-Baqarah [2]: 185).
Imam Ibnu Katsir juga memaparkan, “Allah Ta’ala memuji bulan Ramadhan diantara bulan-bulan lainnya. Yaitu dengan memilihnya sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an Al Azhim” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/501)
Kegiatan ini berjalan tertib dan lancar serta para santripun sangat antusias mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh panitia. Kegiatan inti dari pelaksaan peringatan Nuzulul Quran yang bertemakan "Kehebatan cinta Al-Qur'an" adalah Khatmil Qur'an yang dipimpin langsung oleh Gus Syafiq selaku menantu dari K.H Muhammad Ibnu Mukti selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Amin Pabuaran.
Setiap Bulan ramadhan tiba kegiatan ini selalu dilaksanakan demi penguatan keimanan serta mendalami lebih jauh manfaat dari Al-Qur'an serta untuk mengetahui betapa cintanya Alloh pada kita.
Seperti yang dikutip dari Mauidhoh Hasanah yang diisi oleh Gus Syafiq, Seberapa cinta kita terhadap Allah?
Hal ini diibaratkan dengan saat kita mencintai seseorang yang mengirim Whatsapp, baru lihat siapa yang mengirim aja sudah seneng. Dan berusaha untuk berlama-lama chatingan. _saat melihat seseorang yang kita cintai memberikan rasa ndredeg walau dari jauh sekalipun._
Hal itu bisa kita aplikasikan pada saat kita membaca Al Quran. Bagaimana caranya? Latihlah dengan memahami makna Al Quran (ayat yang dibaca). Dengan memahami makna dan isi didalam Al-Qur'an maka kita akan gandrung dan cinta dengan Al-Qur'an dengan kita cinta dengan Al-Qur'an kita akan otomatis akan mencintai Alloh SWT dan Rosul-Nya. Menghiasi pribadi kita dengan pribadi Al-Qur'an menjadi insan yang kamil dan bermanfaat bagi semua manusia.
Kegiatan ini berakhir dengan Do'a Bersama meminta keberkahan Al-Qur'an dan meminta agar Alloh SWT segera megangkat wabah COVID'19 yang sedang melanda diseluruh dunia.
#NuzululQur'an
#Al-AminPabuaran
#CintaAl-Qur'an
#Al-AminKominfo
#BlogAl-Amin
Nuzulul Qur'an 1441 H
Al - Amin Kominfo
Mei 10, 2020