Rutinan Malam Jum'at Kliwon dan Peringatan Bulan Muharram
Bukan menambahkan tapi melanjutkan....
Bukan menambahkan tapi melanjutkan....
Tradisi merupakan kebiasaan yang harus dilestarikan, karena melalui tradisi dapat menimbulkan rasa kekeluargaan. Setiap kelompok orang memiliki tradisi masing-masing, di mana hal tersebut menjadi ciri khas dari sebuah kelompok. Menjalankan tradisi adalah kewajiban dari setiap orang dalam sebuah kelompok, karena dengan melaksanakan nya maka orang tersebut akan diakui oleh anggota yang lain. Namun sangat disayangkan, pada periode zaman yang semakin maju ini membuat tradisi tidak lagi dihiraukan oleh segelintir orang. Kemajuan zaman justru membuat terlena dengan segala pembaharuan yang ada, hal itu yang kemudian dapat terjadi perpecahan antar anggota kelompok.
Berbicara tentang tradisi, Pondok Pesantren Al-Qur'an Al Amin Pabuwaran memiliki tradisi setiap malam Jum'at kliwon. Mujahadah bersama kemudian dilanjutkan dengan salawatan, merupakan rangkaian acara pada malam Jum'at kliwon. Terakhir ditutup dengan makan bersama, hal ini sudah rutin dilakukan selama kurang lebih satu tahun terakhir. Tradisi ini lahir dengan tujuan yang baik, dan merupakan dawuh langsung dari beliau Abah Mukti yaitu pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur'an Al Amin Pabuwaran. Bukan sekedar tradisi, kegiatan malam Jum'at kliwon di isi dengan kegiatan yang bermanfaat dan waktu yang tepat digunakan untuk melangitkan beribu doa kepada Allah SWT.
Berbeda dengan rutinan malam Jum'at kliwon pada bulan-bulan sebelumnya, pada tanggal 26 Agustus bersamaan dengan bulan Muharram maka rutinan diadakan sekaligus peringatan bulan Muharram di mana merupakan salah satu dari bulan yang digolongkan oleh Allah ke dalam bulan yang mulia. Bukan hanya itu yang istimewa, acara tersebut juga mengundang beberapa anggota Banser dan ibu-ibu muslimat warga sekitar pesantren yang menambah ramai serta berkah pada malam Jum'at itu. Tradisi seperti ini yang kemudian akan memunculkan rasa kekeluargaan, bukan hanya antar santri tapi juga dengan warga sekitar dan masyarakat muslim lainnya.
Harta yang berlimpah dan bongkahan berlian tidak akan berarti jika kepada tetangga saja tidak saling menyapa, karena kemanfaatan dari apa yang kita punya meski sedikit akan lebih penting daripada banyaknya yang kita miliki tapi sama sekali tidak memberi kebaikan untuk yang lain. Hidup di dunia ibarat mampir minum, kata sebait larik dalam sebuah lagu. Maka dari itu, akan lebih baik jika kehidupan ini di isi dengan hal-hal yang memberi kemanfaatan bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Mari, kita sebagai masyarakat yang memiliki tradisi ikut berpartisipasi dalam pelestarian tradisi sebagai bentuk peduli terhadap kehidupan generasi selanjutnya.
0 comments:
Posting Komentar