Selamat Datang

Di Pusat Laman Media

Pondok Pesantren Al-Qur'an Al- Amin Paburan

Purwokerto Utara - Banyumas

Jawa Tengah

Rabu, 22 Januari 2020

Cerpen Arti Kebahagiaan


"ARTI KEBAHAGIAAN"

Perkenalkan namaku Carlos Hanry, kalian bisa memanggilku Carlos. Aku bekerja disalah satu agensi terbesar pengelola penyanyi ternama di negara ini, baik yang band ataupun solo. Dan aku akan menceritakan pengalamanku bertemu seseorang yang akhirnya bisa mengubah pendangan ku terhadap dunia ini.
Sebenarnya posisiku cukup tinggi diperusahaan ini, aku biasanya menyeleksi calon-calon penyanyi yang akan diperkenalkan dipublik. Tapi kali ini tugasku berbeda, seperti berputar seratus delapan puluh derajat. Tugasku yang biasanya menyeleksi puluhan orang, berganti menjadi mencari satu orang.
Hanya karena sebuah postingan abal-abal yang tiba-tiba menjadi trending topik di you tube, aku harus keluar dari ruang ber-ac ku ke lingkungan panas ini. Pemimpin dikantorku langsung jatuh cinta dengan siempunya suara emas di video, yang hanya berdurasi dua menit itu.
Aku harus melakukanya, apalagi pemimpinku terkenal sangat serakah, dia sangat terobsesi dengan bakat-bakat spesial seseorang, bahkan dengan cara curang dia bisa melakukannya, agar itu jadi miliknya.
Sebenarnya aku tau obsesinya bukan ke bakat seseorang, tapi lebih condong ke aliran uang yang dihasikan dari bakat bakat unik itu.
Dan akhirnya aku yang ditugaskan mencari tahu siapa anak pembawa sial itu, hanya karena aku yang sedang free akhir-akhir ini (ayolah semua orang butuh refreshing bukan). Kalau difikir lagi, aku juga sama dengan pemimpin serakah itu. Jika karena bukan uang, aku tidak akan panas-panasan dijalan ini.
Dari informasi yang aku dapat, penyanyi ulung itu bernama Peter, dia bekerja disalah satu kafe kecil dipojok kota kami, dia seorang yatim piatu dan hidupnya sangat susah.
Itu informasi yang aku dapat, aneh memang. Mana mungkin seorang yang punya bakat langka seperti anak itu, hidupnya susah. Apa selama ini dia orang-orang disekitarnya buta dengan bakatnya?.
Tapi aku tidak peduli, justru ini kabar gembira bagiku. Karena aku pasti akan mudah membujuknya masuk ke dalam kandang pemimpin, apalagi jika diberi janji dengan uang yang banyak, semua orang suka uang bukan?.
Aku juga harus terlihat senatural mungkin sebagai pengunjung, agar tidak ada yang mencurigaiku. Akan runyam jika ada yang tau perusahaan kami menarik artis abal-abal ke agensi terbesar di negara ini.
Kucek kembali alamat yang aku dapat dengan memandang bangunan kecil didepanku. Kulangkahkan kakiku memasuki kafe yang mulai ramai ini. Mungkin karena video yang viral itu, mengakibatkan kafe ini sedikit laris.
Kupesan satu gelas jus apel, itu akan membantuku mendinginkan kepalaku yang sedari tadi mendidih. Suasana disini sangat nyaman, kuakui walaupun kafe ini kecil tapi semua tamu terlihat bahagia seperti tanpa masalah.
Kuedarkan pandanganku melihat sekeliling. Diamana anak itu, seharusnya sekarang dia ada dipanggung depan bukan?. Kenapa dia tidak ada,
Sudah tiga puluh menit aku disini, gelas jusku bahkan sudah kandas sejak lima belas menit lalu. Sebenarnya aku ingin menanyakan keberadaanya ke pelayan yang berlalu lalang, tapi aku mengurungkan niatku.
Pelayan kembali ke mejaku, menanyakan tambahan pesanan, tapi aku menolaknya.
Baiklah mungkin hari ini bukan jodohku bertemu dengan si Peter itu, kulangkahkan kakiku menuju pintu keluar. Besok pagi aku akan kesini, bukankan kafe ini tidak tutup jika hari minggu?
Tapi takdir juga tidak dipihaku dihari berikutnya, satu jam aku telah menunggu dia tampil dipanggung. Tapi dia juga tidak keluar. Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya ke salah satu pelayan senior.
"Maaf, bukankah ini tempat kerja Peter sang penyanyi, dia yang terkenal akhir-akhir ini" kubuat suaraku senatural mungkin, seperti penggemar menanyakan idolanya.
"Oh kau salah jadwal tuan, dia memang bekerja disini. Tapi dia tidak setiap hari bekerja. Datanglah esok pagi, dia akan datang"
"Dia tidak bekerja setiap hari?"
"Ya, dia hanya datang tiga kali dalam satu minggu. Ini saranku tuan, jika tuan benar-benar ingin menemuinya datanglah di jam paling awal atau dipaling akhir, atau tuan hanya terjepit dengan tubuh kecil itu" pelayan tambun itu menujuk tubuhku, lalu pergi dengan terkekeh.
Aku mendengarkan tapi aku tidak mengikuti saran pelayan kemarin, aku datang diwaktu yang sama dengan waktu kemarin aku kesini. Aku tertegun,  pemandangan yang tidak terbayangkan olehku berada didepan mata. Apa ini alasan pelayan itu memberiku saran?
Bagaimana mungkin?, kafe ini memang ramai dari kemarin. Tapi kali ini bukan hanya ramai, orang-orang didepanku bukan seperti pengunjung kafe, tapi ini seperti penonton yang akan menanti pertunjukan konser. Orang-orang saling berhimpitan bahkan sampai dipinggir jalan.
Tapi aku tidak putus asa, demi uang akan aku lakukan semua hal. Aku merangsek maju dengan kekuatan penuh, tapi naas bahakan sebelum langkah ketigaku aku telah kembali terdorong kebelakang.
Astaga! Kekuatan apa ini? Akhirnya setelah beberapa kali aku mencoba, aku menyerah. Aku memang masih muda tapi orang-orang didepanku lebih ganas, aku tidak mau tubuhku benar-benar remuk.
Kurang lebih empat belas jam aku menunggu masa didepanku ini habis. Dan tepat jam sebelas malam aku melihat si Peter itu keluar.
"Hey, nak tunggu" aku mencoba mengejarnya. Dia terlihat buru-buru.
"Anda memanggilku tuan?"
"Ya, ya tentu aku memanggilmu" aku sedikit kaget melihat anak muda didepanku, wajahnya terlihat bercahaya dan sangat tampan dijarak sedekat ini "Bisakah kau menemani orang tua ini minum, Peter?, aku penggemarmu"
"Aku merasa terhormat tuan tau namaku. Jika sekedar menemani, aku bisa tuan. Tapi aku tidak bisa ikut meminumnya"
"Kenapa? Apa kau tidak kuat minum?"
"Tidak bukan itu"
Aku tidak ingin membuatnya merasa tidak nyaman denganku jadi kusudahi percakapan ini, mengajaknya ke kedai minum yang masih buka.
Sejauh ini rencanaku berhasil, kami sudah berbicara basa-basi hampir satu jam. Ini waktunya aku melakukan tugasku.
"Nak, apa kau tidak ingin memiliki masa depan yang cerah, seperti terkenal dan punya uang banyak. Suaramu akan sia-sia jika tidak kau jual belikan" kukira dia akan sedikit menunjukan reaksi suram mengingat kondisinya, tapi dia malah tersenyum dengan lembut.
"Banyak orang yang telah datang kepadaku, menawariku jasa agar aku bisa terkenal. Mengiming-imingiku dengan uang, emas, bahkan wanita agar aku bisa bergabung dengan agensi mereka. Tapi semua itu aku tolak tuan"
"Kenapa kau menolaknya nak" aku sedikit tersinggung sekaligus senang. Bagaimana bisa dia menolak uang dan emas, tapi setidaknya aku punya kesempatan.
"Tuan, hidup ini bukan hanya tentang uang. Aku memang membutuhkan uang untuk hidup, tapi untuku uang bukan segalanya" aku tertegun mendengar perkataanya.
"Kau benar-bener tidak ingin uang?" tanyaku kembali memastikan,
"Tuan, walau mereka menawariku dengan dunia seisinya, bahkan ketika dunia bisa dalam genggamanku, aku tidak akan menerimanya. kaya memang menyenangkan, tapi lebih sering tidak membahagiakan.
"Bagaimana kau tahu nak, kalau harta tidak membawa bahagia" Seketika seperti ada sebilah pisau menancap dadaku.
"Aku sudah pernah merasakan gelimang harta ditanganku sebelumnya tuan, Ayahku dan ibuku bekerja mati-matian mengumpulkan harta. Mereka mungkin memenuhi semua kebutuhanku dengan mewah. Tapi itu bukan keinginanku. Mereka meninggal dalam kecelakaan. Harta mereka diwariskan semuanya kepadaku. Tapi aku tidak bisa melihat kebahagiaan dalam semua kekayaaan orang tuaku. Aku memberikanya kepada pamanku yang terkenal baik hati, aku percaya padanya. Dan disebuah rumah kecil aku berniat membangun kebahagiaanku disana, aku membelinya dan aku tinggal disana. Untuk memenuhi kebutuhanku aku bekerja tiga hari dalam satu minggu di kafe sederhana itu. Gajinya memang tidak seberapa, tapi cukup untuk makan tiga hari"
"Kenapa, kau hanya bekerja tiga hari nak?" suaraku mulai bergetar mendengar ceritanya.
"Satu hari sebelum aku membeli rumahku, aku bertemu seseorang yang memberitahu arti bahagia sesungguhnya. Aku mengikutinya, dan ikut kepercayaanya. Mereka menghormati wanita dan orang tua, mengatur hukum-hukumnya dengan sangat sempurna dan yang paling penting mengajarkan ketenangan hati yang terasa nyata. Selain hari kerjaku, aku belajar mendalami kepercayaan baruku itu"
"Apa itu juga alasanmu tidak mau minum?" aku coba memastikan suatu hal.
"Ya tentu, agamaku melarangnya. Jadi tidak ada alasan untuku untuk meminumnya kembali"
Aku terdiam,
"Maafkan aku tuan, tidak seharusnya aku menceritakan kisah tidak menyenangkanku kepadamu. Entah kenapa, tadi aku seperti melihat gambaran diriku yang dulu dimatamu tuan, aku juga ingin melihatmu bahagia sepertiku, sebaiknya aku pulang dulu tuan" dia berdiri membungkukan kepalanya "maafkan aku yang lancang tuan, jika tuan berkenan aku bisa menemani anda minum lagi"
Selepas perginya anak itu, aku lunglai tak berdaya. Seketika aku mengingat semua kerja kerasku yang hanya mementingkan kemewahan dunia. Air mataku meleleh, bagaimana bisa anak itu bisa mengerti apa arti kebahagiaan dibandingkan aku yang lebih dulu lahir dibumi. Aku menyesal, aku menyesal.
***
Tiga bulan selepas kejadian itu, hidupku sedikit berubah. Walau aku tidak seberani anak itu dalam mengambil langkah, tapi aku mulai mencobanya. Membantu tetangga-tetangaku yang dari dulu tidak pernah kusapa. Mencoba tersenyum kepada bawahanku. Menghormati waktu dengan keluargaku. Aku mulai merasakan apa itu arti kebahagiaan.
Aku telah mencobanya. Bagaimana denganmu? Apa kau sudah bahagia?

Umi nafingatul

Kebumen, 21 Januari

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

1 comments:

Contact Me

Cari Blog Ini

Link list

Mengenal Tokoh Ulama

Mengenal Sosok Mbah Kiai Abuya Dimyati

Alangkah ruginya kita apalagi kalangan kaum santri apabila tidak mengenal ulama ini. Ulama yang terkenal memiliki kharismatik dan namanya...

Pengikut

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Adress/Street

Jalan H.R Boenyamin Gg Gunung Sumbing No 13. A Pabuaran Purwokerto Utara

Phone number

********

Website

www.alaminkominfo.blogspot.com