MENGENAL NING SOLI SOLIHAT
Ning Soli Solihat
Ning Soli lahir dari keluarga yang bahagia. Ayahnya yang bernama Abdul Kohar adalah seorang santri dari Pondok Pesantren Khoirul Huda, Paseh, Pancatengah dan Mama nya yang bernama Cucu Muawanah pun adalah seorang santri yang dalam perjalanan hidup Beliau menempuh pendidikan sebagai santri di Pondok Pesantren Al-Hasanah CintaPada, Tasikmalaya. Ayah Ning Soli adalah seorang penjahit sukses. Bagaimana tidak sukses, pelanggan Beliau merupakan ulama-ulama besar, dan para anggota dewan pun turut serta menjadi pelanggan Beliau. Jahitannya yang rapih, serta penerimaan yang sopan dan santun dari Mama Ning Soli menjadikan para pelanggan nyaman. Bisnis menjahit ini bukan hanya sekedar bisnis, melainkan juga sebagai wasilah keluarga Ning Soli agar dekat dengan banyak ulama, mendapat barokah yang dibawakan oleh para ulama – ulama. Kaka Ning Soli (Aa, sapaan Ning Soli) yang bernama Muhammad Irpan Rifa’i dari kecil selain mempuh pendidikan formal juga menempuh pendidikan di Pondok Pesantren. Kehidupan Aa dari kecil tidak lepas dari pendidikan Pondok, karena pesan Ayah nya Tidak penting pendidikan formal, jika pendidikan Pesantren tidak pernah di lalui. Pernyataan ini menegaskan bahwa pendidikan Pondok adalah hal yang sangat penting, meski pendidikan formal juga penting. Aa menjadi seorang santri tidak hanya di satu Pondok Pesantren saja, namun ada beberapa yakni, Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Haur Kuning, Salopa; Pondok Pesantren Hidayatul Falah, Bihbul, Pancatengah; Pondok Pesantren Khoirul Huda, Paseh, Pancatengah; Pondok Pesantren Al-Hasanah, Cibeti, Tasikmalaya; Pondok Pesantren Al-Hasanah, Situbodol, Pancatengah. Kiprahnya Aa di dunia pesantren, tidak diragukan lagi, kepandaiannya pada ilmu alat (nahwu shorof) membuat Beliau di tawari menjadi salah satu ustadz di Pondok Pesantren yang dekat dengan rumah Beliau (KH Uus, Pengasuh Pondok Pesantren). Perjalanan Beliau sebagai ustadz cukup sukses, karena selain mendapat barokah Kyai, Beliau juga meminang salah satu santri nya yang bernama Maya. Setelah menikah Aa dan istri berpindah ke tempat sang istri, di sana Beliau menghidupkan masjid dengan membangun sebuah madrassah. Sukses mendidik Aa menjadi seorang yang ‘alim, Ayah dan Mama masih harus membuat kedua putri kembarnya sukses baik dalam hal keduniawian maupun akhirat. Hal ini dibuktikan dengan kedua putrinya yang menikah dengan anak Kyai. Tidak hanya sampai pada menikah, tetapi putri pertamanya (Teh Sola, sapaan Ning Soli) menikah dengan seorang anak Kyai Pondok Pesantren Miftahul Hidayah, Cibalong, Tasikmalaya yang bernama Gus Aji Ahmad Fauzi Dakhlan. Pada saat pernikahan Teteh Sola dengan suami, banyak ulama yang dateng mendoakan kebahagiaan untuk kedua mempelai. Teh Sola mendapat amanah untuk mengajar kelas ilmu alat (jurumiyah), yang memang tidak diragukan lagi. Karena pada saat masih di Pondok Pesantren Al –Quran Al- Amin juga mengajar kelas nahwu. Selain mengajar dikelas ilmu alat, kehadiran Teh Sola juga memberikan sedikit perubahan di SMPTerbuka, contohnya adalah penggunaan komputer dan internet, yang dulu masih manual, sekarang menjadi menggunakan internet. Lalu Putri kedua Beliau (Ning Soli, sapaan santri PPQ Al-Amin). Pada saat pernikahan Ning Soli dengan Gus Aam yang berlansung malam haripun hampir tengah malam, banyak ulama yang turut hadir untuk mendoakan keberkahan pernikahan keduanya. Ning Soli saat ini sedang menjalani kesubukan dengan mengurus rumah tangga dan berusaha berbakti dengan keluarga. Ning Soli juga sempat mengajar Kitab Ta’lim Muta’alim di Pondok Pesantren Al-Quran Al Amin Pabuwaran (cabang Purwanegara). Ning Soli mengaku mengalami perubahan saat sebelum dan sesudah menikah. Saat belum menikah, Ning Soli masih bergantung pada orang tua. Namun, sekarang Ning Soli harus berbagi kehidupan dengan orang lain (suaminya). Ning Soli merasa bersyukur memiliki suami yang merupakan putra dari KH. Muhammad Mukti yang dianggap sebagai guru terhebat bagi Ning Soli. Ning Soli berharap dapat mendapatkan kemuliaan dan keberkahan dari Abah Mukti.
Bukan sebuah tirakat besar mendapatkan menantu anak seorang Kyai dan anak laki-lakinya sebagai ustadz, hanya doa yang sering dipanjatkan kedua orang tualah yang menjadi senjata ampuh untuk mendapatkan kebahagiaan anak-anaknya. Tidak hanya sekedar doa biasa, namun doa yang sangat mudah di’ijabah yakni doa seorang ibu untuk anak-anaknya yang sholeh dan sholehah. Bukan hanya doa orang tua, tetapi doa dari para ulama yang telah menjadi pelanggan setia Ayahnya, yang tidak sungkan-sungkan untuk mendoakan agar anak-anak Beliau mendapatkan pasangan yang sholeh dan sholehah. Wejangan Ning Soli selalu pegang dari ibunya adalah Selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah swt, apapun itu. Perjuangkanlah kehormatanmu demi diri kamu sendiri, perjuangkanlah agamamu demi Tuhanmu, perjuangkanlah cita-citamu demi masa depanmu.
0 comments:
Posting Komentar